hana - 01

1K 165 26
                                    

setelah kejadian seorang pemuda bernama sejun yang tiba-tiba curhat ketika subin sedang gabut memainkan telegram, ternyata kisah mereka tidak hanya berhenti disitu saja.

kini, setiap malam subin selalu stay di dalam kamar, menunggu panggilan masuk dari sejun.

singkat cerita, sehari setelah sejun curhat dadakan ia kerap mengirim chat pada subin. subin yang pada dasarnya tidak ada kerjaan jadi welcome dan sama sekali tak merasa terganggu dengan itu.

mereka bahkan sudah bertukar nomor telepon dan beralih menggunakan whatsup untuk chatting atau telepon.

entah apa yang membuat subin nyaman padahal selera mereka sangat bertolak belakang. genre musik, bacaan, sampai makanan kesukaan mereka berbeda. sejun hanya selalu membahas hal random yang menyenangkan, juga menceritakan masalahnya pada subin yang didengarkan dengan baik oleh subin.

apa mereka melibatkan perasaan?

tidak, walaupun subin mengakui kalau dirinya tidak tertarik pada wanita, ia belum bisa mengatakan suka pada sejun.

pertama faktor sejunㅡtentu sajaㅡmasih straight.

kedua mereka masih tidak mengetahui wajah masing-masing.

ketiga sejun masih mencari jodohnya di luar sana. menceritakan banyak hal tentang gadis-gadis yang ditemuinya pada subin. memotretnya diam-diam dan menanyakan pendapat subin tentang gadis itu.

miris.

hanya demi menepati janjinya pada sang kakekㅡuntuk segera mencari calon istriㅡsejun sampai harus menjadi paparazi.

bogoshipda, bogoshipda, bogoshipda neol~

subin yang awalnya termenung menatap jendela segera menerima panggilan telepon yang ia yakini dari sejun.

"bin, kakek masuk rumah sakit!"

"HAHH?! kambuh kak?! kok bisa sih!"

"iya. harus dirawat di rumah sakit mulai sekarang."

senyum subin luntur, prihatin dengan kakak tingkatnya ini. pemuda di seberang sana mendesah pelan, "gue nggak tau harus gimana."

"keadaan kakek sekarang?"

"better than before, sih. tadi gue panik banget."

"sabar ya kak, gue doain keadaan kakek membaik secepatnya."

"thanks bin, tapi sorry sampe sini aja telponnya."

"it's okay, keadaan kakek lebih penting."

"gue tutup ya."

"semangat kak, jagain terus kakek."

"jelas."

tut

sejun memutus panggilannya.

entah kenapa subin kecewa, namun ia harus berpikir rasional karena keadaan kakek sejun lebih penting sekarang.

"Ya Tuhan, semoga kakek sejun baik-baik aja."

✨🎠

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang