"ya sekarang lo dimana?"
subin mengerang, "di jalan, kak chan. udah deh, pokoknya gue ke kantor kak sejun sekarang."
terdengar decakan keras dari seberang sana, "yaudah deh, gue juga kesana. tungguin."
"telat, gue udah sampe. bye kak."
si manis memutus panggilan teleponnya, lantas membayar taksi dan segera keluar. ia setengah mendongak, mengamati bangunan Lim Company yang baru pertama kali ia kunjungi. kakinya perlahan memasuki gedung bertingkat itu, melangkah ke resepsionis untuk menanyakan ruangan sejun.
"permisi."
perempuan yang duduk di balik meja resepsionis itu mendongak, kemudian berdiri dan tersenyum ramah, "iya ada apa ya?"
subin balas tersenyum, "saya mau tanya ruangan kak sejun, dimana ya?"
"maaf, tapi sebelumnya udah bikin janji?"
"uh, belum. tapi saya iniㅡ" kalimat subin tergantung. kalau ternyata sejun masih merahasiakan statusnya, bisa-bisa pemuda itu makin marah.
peempuan di depannya mengernyit, menunggu lanjutan kalimat subin.
si manis menggigit pipi dalamnya, "uhm, anu, saya ada hubungan sama kak sejun. ini penting banget, bener-bener harus ketemu sekarang. tolong kasih tau, ya?"
"maaf, tapi kalau mau bertemu harus membuat janji dulu. mendingan kamu pulang dulu ya, dek? besok bisa kesini lagi setelah buat janji."
"aduh mbak, enggak bisa," sergah subin, "penting."
"maaf dek saya juga nggak bisa ngasih tau."
"please kakk," pinta subin, "aku beneran punya hubungan sama kak sejun, tanya aja deh sekarang kalau nggak percaya."
perempuan itu akhirnya menghela napas kasar, tampak mulai jengah, "denger ya. perusahaan ini punya aturan, nggak bisa seenaknya. lagian satu-satunya cewek yang punya hubungan spesial sama pak sejun cuma hayoung. jangan ngaku-ngaku, masih bocah juga. mending sekolah yang bener sana."
subin membeku. seperti dihantam oleh kenyataan, ternyata sejun sering bertemu hayoung.
ah, seharusnya ia tak langsung percaya dengan perempuan di depannya ini. tapi tidak bisa, pikirsn negatifnya langsung menyerang.
seluruh kalimat untuk membalas sang resepsionis tadi tercekat di tenggorokan begitu nama hayoung terdengar. bahunya langsung lemas. sialan, hayoung lagi hayoung lagi.
"denger ya," tukas subin, "gue ini istrinya sejun. mendingan lo siap-siap dipecat kalau sampe kesebar gosip hayoung sama sejun punya hubungan spesial."
sedetik kemudian tawa perempuan itu menggema, "jangan halu ketinggian deh, dek. aduh sakit perut gue ketawa tiba-tiba."
si manis hanya memandangnya datar, "main-main lo sama gue?"
"security! tolong dong, ada anak nyasar."
pemuda itu menatap tak percaya, "wah, kelakuan lo sama aja ya sama hayoung."
tak lama, seorang pria bertubuh kekar datang. hendak meraih tangan subin untuk menariknya pergi sebelum si manis menatapnya tajam, "lo berani macem-macem, gue suruh kak sejun pecat, ya."
pria itu berhenti, namun sang resepsionis terus mendesaknya sehingga ia dengan kasar menarik subin, "ikut ya dek, mendingan kamu keluar dulu."
subin menepisnya, "bajingan, awas aja lo berdua. gausah narik, gue bisa pulang sendiri!" bentaknya. ia menghentakkan kakinya keluar, tapi getaran di kantung celananya membuat ia berhenti sejenak.
pemuda manis itu tersenyum miring begitu tahu siapa yang menelepon. ia berbalik, mendekati dia manusia yang masih menatapnya sejak tadi.
"ngapain kesini lagi?"
subin terkekeh sarkas, kemudian menunjukkan layar ponsel yang berdering ke keduanya, "see? say goodbye to your job. gue turut bahagia."
sang resepsionis dan security itu langsung menegang. mereka tidak bodoh untuk mengerti maksud subin rupanya. display nama 'kak sejun' dengan emoji hati yang tertera cukup untuk membungkam keduanya telak.
"makasih ya, jangan lupa siapin kerjaan baru. dadah," seru subin sambil melambaikan tangan dan berlari keluar gedung. pemuda itu kemudian menggeser tombol hijau di ponselnya, menerima telepon dari sejun.
"halo, kak sejun?" sapanya pelan, "kakak dimana? aku lagiㅡ"
"sejun mabuk, gue udah shareloc alamat rumah gue. sini ya cepet, si bawel narik-narik gue mulu daritadi."
tut
senyum di wajah manis subin hilang, digantikan raut kecewa.
itu tadi hayoung, ia yakin sekali. pertanyaannya, kenapa alih-alih pergi ke sahabat yang lain seperti zuho dan rowoon, sejun justru menemui hayoung?
bukannya menemukan sejun, subin malah bertengkar dengan pegawai suaminya dan mendapati telepon dari hayoung.
subin tak pernah menyangka hal ini akan terjadi di hidupnya.
🎠✨
beneran drama bgt anjie, aku kebanyakan nonton sinetron kayanya
ayo vomment ( ꈍᴗꈍ)

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!
Fanfiction[✓] 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙟𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙨 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙖𝙝, 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙗𝙞𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙗𝙖-𝙩𝙞𝙗𝙖 𝙙𝙞𝙟𝙤𝙙𝙤𝙝𝙠𝙖𝙣. ㅡ all chapter is subin's side, ㅡ lowercase, ㅡ...