sanjuuhachi - 38

494 99 14
                                    

sejun's side

sejun menyesal.

sungguh.

brak

"bang, udah. nanti lo mabuk gabisa pulang."

sejun memutar bola matanya malas, "satu lagi. gue masih kuat."

"xiao, biarin gue yang ngurus. ini anak kalau dibiarin gak bakal selesai."

bartender muda yang tadinya hendak melayani sejun mengangguk, "xiao tinggal ya bang."

"iya."

"xiao! heh, gue mauㅡ" sebelum sejun berhasil memanggil xiao kembali, mulutnya dibekap. sejun yang masih seratus persen sadar langsung menarik mukanya lantas menoleh untuk melihat si pelaku.

"ganggu lo chanjing," umpat sejun.

"lo ngapain sih? capek gue jemputin tiap malem."

"ya gausah dijemput lo kira gue bocah?"

chan langsung memicing, "mau masuk penjara lo nyetir sambil mabuk?"

"bacot," desis sejun.

"mau sampe kapan begini? samperin lagi lah, beliin obat kek, makan kek. tunjukin dong kalau lo nyesel, bukan malah minum-minum gak jelas anjeng," omel chan. pemuda itu menarik sejun yang hanya diam keluar.

masuk ke mobil, lantas chan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ke apartemen sejun.

"gue capek."

chan mendengus kesal, "gue juga capek bodaaat jemputin lo."

teringat akan mobilnya yang ditinggal, sejun langsung membelalak, "kunci mobil gue ketinggalan anjeng."

"biarin, gue doain ilang kaya otak lo."

"diem gak lo?"

"gue anterin iniloh ke rumah hanse, lo yang diem!"

"JANGAN DONG BLOG?!"

chan menarik napas panjang, "jun." ia melirik sejun, "lo mau gue tinggalin di jalan?"

"badan gue bau, chan, lo gak ngertiin banget sih?"

"salah lo pake minum."

"gue mau nenangin pikiran chan." sejun mengusap mukanya kasar, "gue butuh pelampiasan. gue kangen banget sama subin."

sejun serius. ia benar-benar merindukan subinnya.

hidupnya mendadak terasa tak berarti setelah subin memutuskan untuk pergi. entah sampai kapan, tapi sejun berjanji pada dirinya sendiri ia akan membawa subinnya kembali.

kembali mewarnai hidupnya, kembali memberi perhatian yang ia butuhkan. sejun ingin subin kembali bersamanya, menghabiskan waktu setiap hari berdua, melanjutkan hubungan mereka bersama anak mereka nanti.

sejun sangat ingin.

🎠✨

sejun baru saja keluar dari apartemennya ketika tangannya tiba-tiba ditarik dari belakang. pemuda berlesung itu tersentak, lalu berdecak kesal setelah melihat orang yang menariknya.

"apaan sih bangsat, lepas!" serunya.

hayoung, lagi.

"kok marah sih?" tanya hayoung heran, "biasa aja dong."

"pantes banget gue marah, lo gak sopan ya anjing."

"junㅡ"

"lo kira gue gak tau lo udah ngomong apa aja ke subin?" sejun menatap nyalang hayoung yang diam-diam mulai panik, "udah ya young, gue udah nggak mau lagi berhubungan sama lo, sekalipun cuma temen. gue udah cukup capek sama tingkah lo, kebohongan lo, sikap munafik lo yang baik di depan tapi bajingan sama subin!"

"jun please, gue cumaㅡ"

"cuma apa?!" sela sejun, "cuma terobsesi? iya! young, hubungan kita bahkan udah lama selesai, jauh sebelum gue nikah sama subin. relain gue hayoung, relain!"

pemuda itu berbalik, lalu tertawa sinis, "kalau aja lo tulus berteman sama subin dan gue, mungkin hubungan kita gak separah ini young. tapi lo gegabah, maaf, gue udah muak liat wajah lo," ucapnya kemudian berlalu dari sana.

meninggalkan hayoung yang entah bagaimana perasaannya sekarang, sejun tidak peduli. sial sekali, masih pagi tapi tenaganya sudah dihabiskan untuk bertengkar dengan hayoung.

sejun niatnya pagi ini akan langsung ke rumah hanse untuk menemui subin. sudah cukup menunggu satu minggu, ia sudah tidak mau lagi menambah kerinduan yang telah menumpuk di dalam hati.

ia menaiki mobilnya lantas melaju dengan kecepatan lumayan tinggi menuju rumah hanse. tak lupa merapalkan do'a supaya ia bisa segera bertemu dengan si manis kesayangannya. jujur saja, sejun sudah kehabisan cara untuk membujuk seungwoo agar dapat mengizinkan diirnya bertemu subin.

satu-satunya cara adalah berdo'a. paling tidak semoga seungwoo tidak sedang berada di rumah hanse.

tak terasa mobil pemuda itu kini telah terparkir rapi di pekarangan rumah hanse. sejun menarik napas dalam, lalu membuangnya perlahan guna menetralkan pikiran dan kegugupannya.

percayalah, saat ini sejun tampak seperti pemuda yang hendak meminta restu. padahal posisinya sejun sekarang sudah menikah.

tanpa permisi sejun masuk ke rumah hanse, lantas meringis pelan begitu sadar bahwa permohonannya tidak terkabul. seungwoo ada disana, bersama hanse, byungchan, dan seungsik.

byungchan buru-buru menahan seungwoo yang sudah ancang-ancang berdiri, menarik calon suaminya itu untuk duduk. sementara seungsik tersenyum simpul, "duduk sini, jun."

"mati gue."

ia hanya tersenyum kemudian menuruti perintah seungsik.

"mau ketemuㅡ"

"gak," sela seungwoo. seungsik langsung melotot garang, "diem jing."

"mau ketemu subin kan?"

sejun mengangguk, "iya."

"gue nggak kasih izin."

"woo!"

"bang, tolong," lirih sejun, "biarin gue ngomong sama subin." ia menatap seungwoo sungguh-sungguh, "kalau lo nggak percaya sama janji gue buat jaga subin, seenggaknya tolong biarin gue buktiin kata-kata gue dulu setelah ini."

"subin udah cukup kecewa sama lo."

"maka dari itu gue mau bangun kepercayaan dia lagi, gue mau bayar rasa kecewa subin selama ini, bang."

hanse tampak mendesis pelan, tak tega melihat sejun lama-lama seperti ini, "bang woo, kasih aja deh bang. serius, subin juga kasian."

"iya kak, siapa tau kalau udah ketemu sama sejun subin bisa sembuh kan?" timpal byungchan.

"gue setuju woo," balas seungsik, "kasih sejun kesempatan."

seungwoo berdecak pelan atas belaan ketiga temannya itu. lantas menatap satu-persatu dari mereka, sebelum akhirnya mengangguk pelan dengan tampang tak ikhlas, "oke."

"beneran bang?!"

"iya. tapi inget, subin lecet, lo mati."

🎠✨

aku lagi mood ueueueu jadi word alert bgt, kayanya attention di prolog nanti aku hapus hahah

mau tamat, yakin masih gamau vote? hehe, gnait sayang-sayangku <3

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang