Thirty||War

211 51 10
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Makasih banyak ya, masih tetep setia baca Aries sampai sekarang.

Karena pertanyaan yang kayak biasanya itu useless, jadi nggak usah ada pertanyaan ya, gais:)

Selamat membaca!♡

*(×_×)*

Back to Ellena's views...

Mendengar Draco yang tertawa besar merendahkan seluruh jiwa membuatku menggeram. Ia menggertakkan kakinya yang membuat tanah Spirtopia menjadi kering dan gersang seperti pecah-pecah. Pohon-pohon disana layu. Mendadak menjadi kemarau yang teramat parah.

Bisa kudengar tangisan anak-anak yang terdengar kesakitan. Entah mengapa saat ini inderaku saat tajam. Beberapa warga Spirtopia pun tak luput dari luka akibat pertempuran mereka.

Kupaksa otakku berpikir keras. Aku bukanlah Krishna yang dengan mudah merobek tubuh Agasuraㅡyang merubah wujudnya menjadi ular sanca raksasaㅡsaat ditelan olehnya dan segera menyelamatkan semua teman-temannya.

Aku bukanlah Hellboy yang memiliki jiwa yang sangat bersikeras untuk menghentikan Nimue tanpa harus menghancurkan Dunia. Dan ia berhasil.

Sekarang, aku putus asa.

Raff terlihat marah. Ia berlari lalu menggigit kaki Draco. Namun tentu saja mereka tak sebanding. Dengan mudah Draco menendang Raff dan menghempaskannya. Membuat Brandon pun kesakitan.

"Kami akan menjadi pengikutmu, namun kembalikan gadis itu!" ujar Brandon akhirnya.

Tiba-tiba keluarga kerajaan datang. Raja Davon dengan harimau sebagai axelebrigesnya. Ratu Majesta bersama merak indahnya. Dan Pangeran Hades ditemani singa jantannya. Wajah mereka terlihat sepertiㅡ

"Tidak bisa! Mana mungkin kau mengorbankan Spirtopia ini hanya demi gadis lemah yang mengaku keturunan Lord Xavier itu. Bukankah dunia ini telah hancur karena dia?!" Raja Davon tampak marah. "Dia begitu yakin dengan kekuatannya yang hanya bisa mengambil pedang legendaris Lord Xavier namun untuk sekedar menghunuskannya saja tidak bisa."

"Itu bukan kesalahannya!" tentang Brandon.

Lalu Raja Davon mengambil pedang yang tergeletak di tanah itu dan menyerahkannya kepada putra mahkota. "Aku yakin kau bisa melakukannya, Hades. Kaulah yang lebih pantas. Kau keturunan Lord Xavier, bukan gadis sok itu."

Pangeran Hades mengambil pedang api itu dengan ragu. Namun ia tak mungkin membantah perintah Ayahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang