Hello my readers!
Pakabar?
Long time no see ya, gais. Lagi-lagi stuck melanda hiks. Maaf ya, buat yang nungguin Aries up. Note, kalo ada.
Makasih banyak ya, masih tetep setia baca Aries sampai sekarang.
Selamat membaca!♡
*(×_×)*
Malam yang indah di Niel's Cafe. Ingat, kan? Kafe milik Om Daniel, Papanya Hugo. Pendingin ruangan disetel pada tingkatan yang menurutku pas, membuatku betah berlama-lama disini. Terlihat beberapa orang berlalu lalang menyiapkan ini-itu sebelum acara dimulai.
Dari kejauhan, Meika baru saja melambaikan tangannya. Lalu berjalan menghampiriku dan Hugo dengan senyuman merekah. Di bangku penonton yang semakin ramai, kami bertiga duduk bersebelahan.
"Gue nggak telat, kan?" tanya Meika sedikit berbisik. Aku menjawabnya dengan gelengan.
Orang-orang mengobrol yang sedari tadi terdengar riuh mendadak sunyi ketika seorang wanita datang dan menduduki kursi paling depanㅡmenghadap penonton. Menebarkan senyuman manis kepada para penggemarnya yang telah sangat antusias.
MC menghidupkan mic-nya, mengetuk beberapa kali untuk mengetes suara. Mengawali dengan pembukaan salam sapaan hingga perbincangan ringan dengan tamu utama.
"Baiklah, saya langsung mulai dari proses penulisan saja, ya," ujar seorang wanita yang dimaksud 'tamu utama' itu menjelaskan dari awal proses pengerjaan novel terbarunya di acara launching novel ini.
Wanita dengan gaun panjang semata kaki. Rambut diikat rapi dan riasan tipis itu tak menutupi garis kerutan di wajahnya, seolah mengingatkanku bahwa usianya sudah tak muda lagi. Eliza Dania adalah nama penanya. Nama yang dikenal jutaan orang karena karya-nya. Wanita yang tentu sangat-sangat aku kenal. Ia, Ibuku.
Ibu menceritakan novel kali ini dibuat dengan berbagai macam rintangan yang datang. Meskipun begitu, Ibu sama sekali tidak berkata ini semua karena aku yang koma kala itu.
"Cover dan illustrasi novel My Happiness ini murni dibuat oleh putri saya. Sejak novel ke-4 hingga novel ke-9 kali ini. Meskipun bukan berdarah penulis seperti saya, saya sangat bersyukur putri saya bisa diandalkan dalam hal ini. Dia memiliki jiwa seniman, sama seperti Ayahnya," ujar Ibu menceritakan diriku.
Cukup lama acara ini berlangsung. Namun tentu saja aku menikmatinya karena ini acara Ibu. Kafe ini ramai sekali. Penggemar Ibu membludak, ingin hadir untuk melihat wajah penulis idolanya langsung. Bahkan rela berbaris di antrean panjang untuk meminta tanda tangan dan berfoto juga.
Om Daniel dan Tante Mia juga membantu untuk penyelenggaraan acara ini sebagai panitia. Selain itu, mereka juga datang untuk memberikan penuh dukungannya kepada Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIES
FantasiOnedream_id : Aries A story by @khanzzhft ARIES by : @khanzzhtt Ellen. Begitulah mereka memanggilku. Seorang gadis biasa dengan kehidupan layaknya manusia. Membosankan. Bahkan aku ingin saja berkunjung ke dunia orang yang sudah meninggal. Apa juga m...