Ten||Once Upon a Time

438 79 31
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Gimana kalau kita mulai dengan tanya-jawab dulu?

1. Gimana part 9 kemarin? Bagus, nggak?

2. Apa yang bikin kalian pencet part 10 ini?

3. Ellen-Hugo apa Ellen-Mahes?

4. Mandi pake air doang apa sabun doang? Author masih iseng gaes😂

5. Udah siap baca lanjutan kisahnya?

Oke!
Silakan baca!

Dinikmati aja alurnya, sambil halu ria ya, kan?
Selamat membaca:)

*(×_×)*

"Valya adalah pacarku."

Aku tersentak, sungguh tak mengerti mengapa Mahesa mengatakan ini secara tiba-tiba. "Pa-pacarmu?" tanyaku mengulanginya. Memastikan jika saja ia salah bicara.

"Iya. Karena kata Papa, kita akan di jodohkan nantinya."

Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Pernyataan itu terdengar lebih sakit di telingaku. "Di... jodohkan?" gumamku lirih. Mahesa hanya mengangguk tanpa merasa bersalah. "Jadi, kamu ngundang aku kesini cuma buat ngasih tau tentang hubungan kalian?"

"Enggak gitu, Na. Akuㅡ"

"Tega ya kamu, Hes," ujar Hugo dengan penekanan sambil mendorong kasar bahu Mahesa. Diam-diam kepalaku menunduk dengan mata yang telah berkaca-kaca.

"Bukan gitu maksudku, Goㅡ"

"Tiga tahun, Hes. Tiga tahun aku nungguin kamu. Aku bertanya-tanya kenapa kamu tiba-tiba ninggalin aku kayak gitu. Harusnya aku percaya Hugo, tapi aku lebih milih percaya sama kamu. Nggak lama setelah kita ketemu lagi, justru kamu malah ngehancurin semuanya. Kupikir kamu udah tau perasaan aku gimana, Hes. Aku nggak nyangka cuma sampai segini aja hubungan kita," ujarku sambil terisak. Ah, kejadian ini membuatku terpaksa cengeng.

"Aku minta maaf, Na. Aku sama sekali nggakㅡ"

"Aku yang minta maaf, Hes. Aku kira kita sama. Aku... aku emang nggak berhak kayak gini. Aku minta maaf."

"Ellena, akuㅡ"

"Aku permisi." Kulirik sekilas gadis di samping Mahesa dengan tatapan kebencian, lalu beranjak menuju lift. Mahesa bungkam dan tak berusaha menahanku.

"Kurang ajar kamu, Hes. Aku harap ini pertama dan terakhir kali kamu nyakitin Nana. Karena kalo sampai terulang lagi, kamu harus tau kalo aku nggak selemah yang kamu kira. Aku sendiri yang akan turun tangan," bisik Hugo, lalu menyusulku.

ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang