Onedream_id : Aries
A story by @khanzzhft
ARIES by : @khanzzhtt
Ellen. Begitulah mereka memanggilku. Seorang gadis biasa dengan kehidupan layaknya manusia. Membosankan. Bahkan aku ingin saja berkunjung ke dunia orang yang sudah meninggal. Apa juga m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello my readers!
Pakabar?
Gimana kalau kita mulai dengan tanya-jawab dulu?
1. Gimana part 11 kemarin? Bagus, nggak?
2. Apa yang bikin kalian pencet part 12 ini?
3. Cita-cita kalian apa sih, gais?
4. Ada yang nggak suka film horror kayak Ellen, nggak?
5. Udah siap baca lanjutan kisahnya?
Oke! Silakan baca!
Dinikmati aja alurnya, sambil halu ria ya, kan? Selamat membaca:)
*(×_×)*
Mataku belum bisa terpejam meski waktu menunjukkan hampir tengah malam. Kutatap langit-langit kamar. Bahkan aku baru sadar jika mataku hampir tak berkedip meski telah terasa panas.
Aku terkejut ketika merasakan sesuatu berbulu menyentuh lenganku.
Kuubah posisiku menjadi duduk lalu mengelusnya. Tiba-tiba Moeza mengeong. Mungkin itu bukan hal yang patut diherankan karena Moeza adalah kucing. Namun kelamaan, suaranya berubah menjadi geraman dan semakin ganas. Tatapannya tajam layaknya kucing yang sedang mempersiapkan diri untuk menyerang. Dikeluarkannya cakar lalu tanpa kuduga ia mencakar leherku.
"Moeza kamu kenapa?!" Aku mengusap sedikit darah dari tempat Moeza mencakar. "Nakal banget ya, kamu!"
Moeza berusaha menyentuh leherku lagi. Bukan leherku. Ternyata ia mengincar kalung pemberian Ayah. Entah mengapa tiba-tiba ia menggigit kalung itu dan menariknya paksa.
Karena menang kuat, aku berhasil melepaskan kalungku dari gigitan Moeza. Aku mengeluarkan Moeza dari kamarku karena merasa terganggu. Kututup kembali pintu dan duduk di kasur dengan tangan yang mengusap leherku kembali.
Kulihat kalung itu bercahaya tanpa sebab. Aku tak tahu cahaya itu berasal darimana. Semakin lama, cahaya itu semakin terang dan terang. Mau tak mau mataku memicing karena silau. Setelah merasa cahayanya memudar perlahan, kubuka mataku.
Namun hal yang pertama kali kulihat bukanlah kamar sederhanaku, melainkan dinding kayu. Apa aku telah berada di dunia mimpi?
"Aries?" Jika ini mimpi, pasti ada hewan jadi-jadian itu lagi, bukan?
"Hai, Ellesta!" ujar seekor anjing yang tiba-tiba berada disampingku. "Follow me, Ibu memanggilmu."
Aku mengikutinya keluar ruangan. Menghampiri Ibu yang sedang mengeluarkan berbagai buah-buahan dari keranjang.