Thirty three||Way Back Home

217 53 8
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Makasih banyak ya, masih tetep setia baca Aries sampai sekarang.

Karena pertanyaan yang kayak biasanya itu useless, jadi nggak usah ada pertanyaan ya, gais:)

Selamat membaca!♡

*(×_×)*

Back to Ellena's views...

"Namanya Marry." Nada Aries terdengar sendu seperti tidak bersemangat. "Dia gadis dari negeri seberang. Marry adalah anak yang ceria. Dia berteman cukup baik dengan Ellesta. Setiap kali mereka bertemu, Marry selalu menceritakan tentang cintanya terhadap lelaki yang tidak mencintainya. Tak pernah sehari saja dia berhenti memikirkan lelaki itu.

"Semua berjalan normal. Meski belum ada tanda-tanda lelaki itu membalas perasaan yang sama, Marry tetap tampak bahagia, ia baik-baik saja. Namun tanpa Ellesta tau, Marry menyembunyikan kesedihan di balik cerianya. Gadis itu mengidap penyakit langka yang mematikan. Sampai sekarang, penyakit itu tak berhasil ditemukan penawarnya. Meskipun Spirtopia terkenal dengan alam yang menghasilkan tumbuhan obat untuk macam-macam penyakit.

"Aku mendengar lelaki yang ia cintai itu berjodoh dengan gadis lain. Membuat Marry terpaksa tak bisa bertemu dengannya lagi. Padahal lelaki itu satu-satunya obat yang Marry butuhkan. Jika bukan karena lelaki itu, Marry mungkin telah putus asa akan hidupnya. Mereka cukup lama tidak berjumpa. Sekalinya lelaki itu datang kembali, hanya saat menghadiri pemakaman Marry."

Aries menundukkan kepalanya. Terdengar helaan napas cukup berat. "Gadis yang malang. Ellesta sangat terpukul akan kepergiannya."

Aku masih diam menyimak ceritanya dengan khidmat. "Ia bilang tugasnya telah selesai."

"Tugas apa?" tanyaku yang tak mengerti.

"Menjaga dan melindungi lelaki itu. Agar ia selamat sampai tujuannya." Mungkin yang ia maksud 'tujuan' itu adalah takdir. Marry tampak sangat memedulikan lelaki itu.

Marry-Meika. Keduanya memiliki huruf depan yang sama. Seperti Pangeran Hades dan Hugo. Ibu Ellesta dan Ibuku. Seperti Mendiang Ayah Ellesta dan mendiang Ayahku. Raja Davon dan Om Daniel. Ratu Majesta dan Tante Mia. Juga pastinya Ellesta dan aku, Ellena.

Cerita itu membuatku resah. Khawatir memikirkan Meika. Apa ia baik-baik saja sekarang? Aku telah meninggalkannya cukup lama. Akankah Meika memiliki nasib naas seperti itu? Tak bisa dipungkiri, Meika dan Marry juga begitu mencintai lelaki yang sama sekali tidak mencintainya.

"Hei!" Suara Aries mengejutkanku. Tanpa sadar aku telah melamun memikirkan Meika. "Apa kau juga memiliki sahabat seperti Marry?"

"I-I don't think so." Kuhela napas gusar. "Sahabatku itu masih memperjuangkan cintanya. Ia tidak pernah bercerita bahwa ia memiliki penyakit apapun. Aku rasa ia baik-baik saja. Aku akan membantunya melewati masa-masa sulit jika kabar tentang lelaki itu benar-benar terjadi di duniaku."

ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang