Twenty two||Liar

257 56 34
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Gimana kalau kita mulai dengan tanya-jawab dulu?

1. Gimana part 20 kemarin? Bagus, nggak?

2. Apa yang bikin kalian pencet part 21 ini?

3. Author punya tebak-tebakan! Kenapa kucing punya bulu?

4. Aku-pun tak tahu lah~~

5. Udah siap baca lanjutan kisahnya?

Oke!
Silakan baca!

Dinikmati aja alurnya, sambil halu ria ya, kan?
Selamat membaca:)

*(×_×)*

Kakiku melangkah lebar-lebar. Kepalaku menoleh ke kanan dan kiri. Jantungku semakin berdegup kencang. Rasanya ingin cepat bertemu dengannya.

Tanganku tergerak membuka pintu dengan terburu. Melihat siapa orang yang sedang terduduk di brankar rumah sakit itu membuatku hampir tak ingin bernafas lagi.

Aku berlari kearahnya. "SAGI!" Kupeluk erat tubuhnya seolah tak ingin ia pergi. Air mataku semakin deras. Aku tak bisa mengontrol tangisku yang kini telah tersedu.

"M-mei..." panggil Sagi pelan dengan segala keterkejutannya. "H-hei..."

"Lo kenapa kok bisa kayak gini?!" Kulepaskan pelukanku sambil tetap menangis. "Kenapa nggak cerita sama gue?! Kenapa lo bohong?"

"M-mei, gue nggakㅡ"

"Apa salahnya cerita sama gue?" Bibirku bergetar. "Gue khawatir banget tau, Gi!" Aku kembali memeluk Sagi erat.

"Gue nggak apa-apa, Mei," ujar Sagi mencoba menenangkanku.

"Nggak ada yang nggak apa-apa, Gi!" Aku masih terus menangis. "Siapa yang bikin lo kayak gini? Berani-beraninya bikin wajah ganteng lo bonyok semua!" Kutatap sedih wajah Sagi yang penuh memar-memar. Andai bisa, aku ingin menghabisi orang itu. Aku tak bercanda!

"Hei, gue beneran nggak apa-apa." Sagi masih berusaha membuatku tenang. Namun jika melihat ia seperti ini bagaimana aku bisa tenang? "Udah ya, jangan nangis lagi."

"Lo udah bonyok kayak gini masih aja ganteng. Masih aja bikin deg-degan. Gimana kalo gue makin suka sama lo?"

Sesungguhnya, aku memang takut akan hal itu. Aku takut jika suatu saat nanti Sagi benar-benar menyatakan perasaannya kepada Letta, gadis yang terlihat seperti sedang berkencan dengannya. Aku takut jika aku tak bisa melepaskannya. Aku takut jika seriap hari harus dihantui bayang-bayangnya. Aku takut jika harus menguras air mataku setiap malam. Aku takut tak bisa menjaga Sagi lagi. Aku terlalu takut untuk melepaskannya. Dan masih banyak hal yang takut aku takutkan.

ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang