Eighteen||Meika

288 60 22
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Gimana kalau kita mulai dengan tanya-jawab dulu?

1. Gimana part 17 kemarin? Bagus, nggak?

2. Apa yang bikin kalian pencet part 18 ini?

3. Menurut kalian Ellen pantesnya dapat Mahesa apa Hugo?

4. Kalo POV Mahesa juga mau, nggak?

5. Udah siap baca lanjutan kisahnya?

Oke!
Silakan baca!

Dinikmati aja alurnya, sambil halu ria ya, kan?
Selamat membaca:)

*(×_×)*

Meika's views...

Sagi terlihat begitu tergesa-gesa. Meninggalkanku sendiri di ruang ekstrakulikuler fotografi. Katanya ia sedang ada janji. Karena rasa penasaran, aku-pun mengikutinya.

Aku menunggunya di tempat parkir, tentu tanpa sepengetahuannya. Namun Sagi belum sampai karena sepedanya masih ada disana.

"Malu, aku malu... pada semut merah. Yang berbaris di dinding menatapku curiga. Seakan penuh tanya, sedang apa disini?" Aku iseng menyanyikan lagu kisah-kasih di sekolah karena melihat ada barisan semut merah di dinding yang sempat kusandari. "Menanti pacar jawabku." Aku terkikik sambil membayangkan wajah Sagi.

Kemudian yang ditungu akhirnya datang. Sagi telah mengganti seragamnya menjadi baju casual. Tampan sekali! Hampir saja aku berteriak melihatnya. Segera kututup mulutku dengan tangan.

Aku masuk ke mobil jemputanku. "Pak, tolong ikuti cowok itu, ya!"

"Siap, Neng," jawab supirku ramah.

Aku mengikuti Sagi hanya berniat menjaganya agar ia tetap selamat sampai tujuan. Tak lupa aku memotretnya menggunakan kamera yang tadi kugunakan untuk fotografi. Senyumku mengembang melihat hasilnya. "Kalo Sagi difoto dari mana aja tetep ganteng."

Di depan, Sagi berbelok ke arah sebuah komplek. Lalu berhenti di lapangan basket yang ada disana. Mobilku-pun ikut berhenti di jarak yang cukup jauh.

Senyumku memudar saat melihat Sagi menghampiri seorang gadis. Hingga memberinya sesuatu yang aku tak tahu itu apa. Aku meminta supirku untuk mengikuti mereka lagi ketika mereka beranjak untuk pergi meninggalkan tempat itu. Tentu aku curiga karena Sagi pergi berboncengan dengan gadis yang sangat aku ketahui.

ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang