Forty two||Confession

272 64 21
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

IK MIS JE!!!♡♡♡

Long time banget nggak, sih? Lama banget nggak ketemu. Biasa, author lagi dilema wkwk.

Makasih banyak ya, masih tetep setia baca Aries sampai sekarang.

Selamat membaca!♡

*(×_×)*

Seperti rutinitasku biasanya, bangun ketika alarm berbunyi, mandi, siap-siap dan, ya. Hanya begitu. Kututup pintu kamarku, lalu berjalan menemui Ibu di ruang makan.

"Selamat pagi, Nak."

"Pagi, Bu."

Semangkuk smoothie pisang dan strawberry baru saja selesai dibuat. Aku segera menyantapnya karena oksigen dapat merusak kandungan nutrisi di dalamnya. Begitulah yang kutahu.

Smoothie-nya tak banyak. Jadi perutku masih kuat untuk memakan masakan Ibu. Sudah bisa kubayangkan, masakan Ibu tak pernah mengecewakan.

Hugo telah datang, entah bangun dan sarapan jam berapa lelaki itu hingga selalu datang awal-awal. Kemudian seperti ini. Setelah menyapa dengan suara menggelegar, ia akan mengambil duduk lalu menggangguku yang sedang asik makan.

Hugo mencomot pisang di meja dan memakannya. Tidak dengan kulitnya, monmaap. Ia tak henti-hentinya menatapku yang masih saja bermulut penuh.

"Nana dalem inget, pelajaran pertama olahraga lho," ujarnya. Ah, iya! Astaga, aku lupa. Kalau terlalu banyak makan, nanti aku tidak bisa berlari karena kekenyangan. Sedangkan lari adalah pemanasan wajib sebelum dimulainya pelajaran olahraga.

"Eh, dihabisin dulu dong, nggak papa kok. Hugo, jangan gitu, ya!" Setelah mendengarkan teguran Ibu kepada Hugo, akhirnya aku memilih untuk tetap melanjutkan makan.

Hugo menertawakanku. "Kalo kekenyangan sampai nggak bisa lari, nanti aku gendong, deh."

"Nggak bisa. Kamu kan, lemah," balasku. Hugo menatapku dengan matanya yang sengaja dipelototkan. Menakutkan.

 Menakutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang