Fifteen||Theory

298 62 4
                                    

Hello my readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello my readers!

Pakabar?

Gimana kalau kita mulai dengan tanya-jawab dulu?

1. Gimana part 14 kemarin? Bagus, nggak?

2. Apa yang bikin kalian pencet part 15 ini?

3. Satu kata buat Indonesia saat ini?

4. Kalian setuju nggak, kalo author nampilin POV Meika juga?

5. Udah siap baca lanjutan kisahnya?

Oke!
Silakan baca!

Dinikmati aja alurnya, sambil halu ria ya, kan?
Selamat membaca:)

*(×_×)*

Ellena's views...

Aku dan Aries bergerak menelusuri hutan. Tentunya juga bersama Brandon yang menunggangi serigalanya, Raff. Karena tak tahu arah, aku hanya menyuruh Aries untuk berjalan maju saja, sambil sesekali berbelok jika depan memang terlihat buntu. Ternyata kami telah berada dibagian tengah hutan yang besar ini.

Tiba-tiba suara teriakan seorang perempuan terdengar samar-samar. Awalnya tak kupedulikan karena mungkin hanya perasaanku saja atau mungkin juga ada seseorang yang memang sengaja berteriak di hutan ini. Namun kelamaan, suara teriakannya semakin kencang dan terdengar seperti seseorang yang meminta tolong. Aku dan Brandon saling tatap, lalu segera menuju ke sumber suara tersebut.

Brandon mengodeku berhenti pada jarak yang cukup jauh dari seorang gadis yang telah didekati oleh 4 orang. Jika tidak salah, mereka golongan rival juga.

Setelahnya, Brandon siap dengan busur di tangan kirinya. Lalu mengambil anak panah dari punggungnya. Dirasa telah tepat, Brandon-pun membidiknya dengan pasti. 3 anak panah terbidik. Tidak ada yang meleset meski beberapa rival tadi berusaha kabur.

Kami menghampiri gadis yang tampak menunduk karena ketakutan. Di jarinya terdapat kupu-kupu dengan warna yang berubah-ubah. Sangat indah. Mungkin itu adalah axelebriges-nya. Ia mendongak ketika Brandon menyentuh bahunya lembut. "It's okay, girl." Brandon tersenyum ramah kepadanya.

"Thank you so much. You've saved my life, gipsi," ujar gadis itu bergetar. Ia menatap Brandon dan aku secara bergantian.

Aku terperangah melihat wajahnya. Dia?! Kenapa bisa?

 Dia?! Kenapa bisa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang