39. Menghilang

600 109 8
                                    

Mashiho masuk ke kelasnya dan mendapati Asahi sedang duduk sendiri di bangkunya. Mashiho baru sadar, kenapa Asahi sendiri? Dia bukan mahasiswa yang satu fakultas dengannya dan Jaehyuk pun tak ada.

Daripada pusing, mending Mashiho mengejutkan Asahi. Lelaki itu berjalan diam-diam dan menyentak tangannya ke bahu Asahi lalu berucap, "DOR!"

"EH JANTUNG COPOT." pekik Asahi kaget, Mashiho menahan tawanya.

Kini tatapan Asahi tertuju pada Mashiho yang baru datang, tatapannya tajam seperti ingin membunuh temannya saat itu juga.

Tapi, mata Mashiho menangkap seseorang yang sedang telungkup di lantai. Matanya membelalak begitu tahu kalau yang sedang telungkup itu Jaehyuk, "Jae?! Jae?! Lo ngapain telungkup disini?! Kotor woi!" ucap Mashiho menggoyangkan badan Jaehyuk.

Sementara Jaehyuk, ia membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat tentu saja Mashiho. "Gue kira bidadari." gumam Jaehyuk.

"Gue cowok, anjing. Ya kali cowok bidadari?" tanya Mashiho tak santai.

"Bangun lo! Lantai kotor belum disapu!" ucap Mashiho menepuk pipi temannya yang masih telungkup di lantai.

Jaehyuk tak kunjung beranjak dari tempatnya, membuat Mashiho memutarkan bola matanya malas dan menatap Asahi. "Bantu bangun dong, anjir. Lantai kotor, nanti dia gatal-gatal." ucapnya sinis pada Asahi.

"Gue gak kayak lo yang alergi debu, ya." sahut Jaehyuk lalu beranjak dari tempatnya dan duduk di meja, tepat di depan Asahi.

Lelaki itu menguap lalu meregangkan badannya, "Semalam gue tidur jam 11 anjir yang bener aja."

Mashiho pun duduk di kursi yang ada di belakangnya. "Lah gue? Tidur jam 2 pagi, berarti sekitar 5 jam doang."

"Nah itu gak sehat, Mashi. Sehari minimal kita harus tidur 12 jam." ujar Jaehyuk yang membuat Mashiho melotot.

"Itu setengah hari dong, asu." Asahi berucap lalu menoyor kepala temannya itu.

"Diem deh, lo rebahan lebih dari setengah hari."

Lalu tak lama seorang mahasiswi masuk ke kelas mereka tanpa berucap permisi. Membuat mereka merasa bingung. Mereka tak mengenal gadis itu bahkan belum pernah melihatnya.

Mahasiswi itu berjalan kearah Mashiho sambil menenteng kantong plastik. Masa iya paket dari Hyunsuk lagi?

"Ini dari Bang Hyunsuk."

Dari caranya berbicara, gadis itu adalah gadis bar-bar. "Lo pacarnya dia kah? Setahu gue Kak Hyunsuk kayaknya males gitu gaul sama cewek."

Gadis itu langsung memasang wajah anehnya, "Enak aja lo. Gue pacarnya di Soobin, bukan si Hyunsuk buluk."

"HEH NGOMONG APA LO?!" teriak Hyunsuk dari luar kelas sambil menatap gadis itu dengan tatapan tajam.

Gadis yang ada dihadapan Mashiho menoleh dan menjulurkan lidahnya, ia pun kembali menatap Mashiho dan menyuruh Mashiho untuk segera menerima kantong plastik itu. "Gue Arin." ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

Tiba-tiba Mashiho jadi ingat ibunya, bagaimana kabar Arin sekarang ya? Beberapa hari yang lalu saat Mashiho ada di kota kelahirannya, Arin enggan tidur saat Junkyu belum sadar.

Mashiho membalas juluran tangan Arin, "Gue Mashiho, adik tirinya Choi Hyunsuk, adik kandungnya Kim Junkyu, anak kandungnya Arul dan Arin."

"Lo anak kandung gue?"

"Gak gitu konsepnya cantik, kenalin gue Yoon Jaehyuk." ucap Jaehyuk menyerobot Mashiho dan mendorong lelaki itu untuk kembali duduk.

"Giliran sama cewek aja lo gercep, inget, dia udah punya pacar." tegur Asahi.

Jaehyuk menatap Asahi tengah tatapan tajam, "Kalo masih pacar bisa lah tikung si Soobin. Bodo amat dia kakak tingkat juga, ya kan?" ucap Jaehyuk menatap Arin dengan alis yang naik-turun.

"Gue seumuran sama Hyunsuk, bye." Arin berucap singkat lalu pergi dari kelas Mashiho.

Asahi tertawa terbahak-bahak, "Cewek secantik dia mana mau sama lo. Awokwokwok, tipe dia kayak si Soobin yang tampangnya soft boy terus tinggi. Gak pendek kayak lo." cerocosnya.

"Heh? Gue lebih tinggi dari Mashiho, bahkan lebih tinggi dari Kak Hyunsuk ya asu."

Menyebut nama Hyunsuk, Mashiho baru sadar. Setelah berteriak, Hyunsuk tak terlihat lagi dibalik pintu. Mungkin dia pergi ke kantin.

Mashiho membuka kantong plastik itu dan ada tiga makanan serta minuman. Sepertinya itu untuk mereka bertiga juga.

"Kak Hyunsuk baik sih menurut gue, baik banget. Dia tahu kalau di kelas ini ada tiga orang dan gak pernah bikin kita iri sama pemberiannya ke Mashiho." ucap Jaehyuk setelah ia ikut mengintip isi kantong plastik itu juga.

Asahi mengangguk setuju, "Baik banget anjir. Saking baiknya dia gak pernah ngomong kasar, bangga gue sama dia. Padahal udah disakiti berkali-kali sama adik tirinya."

"Sama Doyoung juga bukannya hubungannya pernah renggang juga, ya?" sahut Mashiho.

Jaehyuk dan Asahi kompak menatapnya. "Iya kayaknya. Dengar-dengar sih gitu." ujar Jaehyuk yang diangguki oleh Asahi.

Asahi berjalan kearah Mashiho dan menepuk bahunya, "Kak Hyunsuk punya impian. Targetnya sih ketawa sama lo sebelum Om Arul sama Tante Arin cerai, tapi gak tercapai. Kalau sekarang, dia pengen ketawa sama lo secepatnya. Dan kayaknya bentar lagi." ucapnya.

×××

Mashiho menatap foto kakak tirinya di ponsel, lelaki itu kemudian tersenyum. "Kak, gue.. udah sayang sama lo."

Oh, sial. Mashiho berucap seperti itu di parkiran, lelaki itu pun melirik kesana-kemari mencari keberadaan kakak tirinya. Dirasa tak ada Hyunsuk disekitarnya, lelaki itu menghela nafas.

Ia langsung menaiki motornya dan langsung gas pergi dari area kampus. Hari ini Mashiho membawa kendaraan sendiri, tentu saja kalian tahu karena saat Mashiho masuk kelas tadi sudah ada Asahi dan Jaehyuk di sana.

"Satu tahun buat lo emang panjang, panjang banget. Gue tahu lo menanti hari ini, hari dimana gue bisa balas rasa kasih sayang lo ke gue. Sekarang bayangan Tante Novi udah hilang, semua hal tentangnya udah gue lupakan." batin Mashiho.

Mashiho memiliki rencana untuk bertemu dengan Hyunsuk di kafe kemarin mereka berbincang singkat, ia pun sudah mengirim pesan singkat pada kakak tirinya. Tapi sayang, belum dibaca.

Terakhir kali ia melihat Hyunsuk saat pagi tadi, meneriaki Arin karena mengatainya buluk. Setelahnya ia tak mencium parfum yang Hyunsuk kenakan.

Beberapa menit kemudian ia sudah sampai di tempat tinggalnya, sebelum turun dari motor, Mashiho membuka ponselnya dan pesannya belum dibaca juga oleh Hyunsuk.

Menghela nafas, lelaki itu turun dari motor dan menguncinya lalu berjalan masuk ke kosan. Di kosan ada dua bocah lincah yang masih mengenakan seragamnya. "Tumben pulang cepat?" tanya Mashiho.

Jeongwoo dan Junghwan pun menoleh. "Biasalah urusan guru." jawab Jeongwoo yang membuat Mashiho menganggukkan kepalanya.

"Kakak ke kamar dulu, kalian yang anteng, jangan ribut."

"Siap!" sahut Junghwan melakukan gerakan hormat pada Mashiho.

Sesampainya di kamar, lelaki itu langsung melepaskan kaos kaki dan menaruh tasnya lalu duduk di tepian ranjang. "Tumbenan gue kirim chat 3 jam yang lalu dia belum baca, biasanya gercep." gumam Mashiho.

"Gak mungkin hilang. Masa Kak Hyunsuk menghilang gitu aja secara dia tahu kalau gue sekarang udah sayang sama dia. Gak ada alasan buat Kak Hyunsuk hilang ditelan bumi."

Tanpa sadar, Mashiho menutup matanya merasa lelah. Bahkan baju yang ia pakai ke kampus pun belum dilepas atau diganti.










×××
Double update
/tink😉

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang