27. Batal

542 116 7
                                    

Saat kelas Mashiho sudah selesai, lelaki itu menghela nafasnya dengan lesu. Ia malas berada di rumah, dalam hati Mashiho ingin tinggal disebuah apartemen agar merasa bebas.

Lelaki itu keluar kelas tanpa mempedulikan siapapun yang memanggilnya.

"Kebiasaan tuh anak kalo waktu pulang.. WOI BONTOT!" teriak Jaehyuk segera membereskan barangnya dan dengan menabrak meja ia berlari meraih Mashiho.

"Woi dipanggilin juga, asu." kata Jaehyuk begitu ia sudah berjalan beriringan dengan temannya itu.

Tak ada sahutan darinya.

Jaehyuk memutarkan bola matanya malas, "Mau main ke rumah gue gak? Lo belum main ke rumah, jamin deh rasa capek lo sedikit demi sedikit berkurang." tawarnya.

Dan seperti harapannya, Mashiho tertarik hingga lelaki itu memilih untuk mengangguk. "Ide bagus, tapi di rumah lo gak ada siapa-siapa, kan?" tanya Mashiho.

"HEH MAKSUD LO APAAN?!" Pikiran Jaehyuk jadi traveling karena pertanyaan Mashiho.

"Jangan berpikiran kotor, gue gak suka sesama jenis. Gue cuma takut gak bisa jaga bahasa aja."

"Oh, kirain. Gak ada siapa-siapa kalo siang, nyokap sama bokap gue pulang malem terus." sahut Jaehyuk. Detik selanjutnya lelaki itu merangkul bahu Mashiho.

Saat Mashiho akan mengembangkan senyumnya, seseorang memanggilnya membuat senyum itu layu sebelum mengembang.

"MASHIHO!"

Kakak tirinya.

"Kali ini lo jangan main dulu, kata Ayah." kata Hyunsuk setelah ia berada didepan adik tirinya itu.

Mashiho pun enggan menatap matanya, "Emang gue peduli? Nggak. Kalau ada urusan, urusin sendiri dan jangan pernah melibatkan gue." sahutnya.

Hyunsuk menghela nafasnya, "Oke ini tentang perjodohan lo."

Sontak Mashiho langsung menatap wajah kakak tirinya itu, "Perjodohan? Oke."

Mashiho membuka ponselnya dan ia langsung menelpon Guanlin, teman yang akan membantunya membuat perjodohan itu gagal. "Lo pulang duluan, gue janji gak bakal keluyuran. Pergi sana." Mashiho berucap sambil tersenyum.

Hyunsuk tahu, adiknya akan menjalankan rencananya.

×××

"Tabrak? Jangan lah. Kalo beneran hamil terus keguguran.. kasihan lah anaknya gak ada salah apapun. Belum lahir udah meninggal aja." Guanlin berkata seperti itu seakan-akan ia merasa tak tega.

"Ini ide lo."

"Setelah gue pikir-pikir mending jangan, kita cari cara lain aja. Gue sih gak sayang sama emaknya, yang gue sayang tuh bayinya. Kalo dia lahir kan mayan gue jadi papah muda ganteng." kata Guanlin menaik-turunkan alisnya.

Mashiho membelalakkan matanya, "Lo ayahnya?!"

"Gak, gue bercanda. Tapi gue ada ide. Ini gak membahayakan ibunya sama jabang bayi, ini cuma bikin ibunya malu doang kok." ujar Guanlin.

Mashiho pun tersenyum miring, "Pasti lo mau kasih ide beli testpack?" tebaknya.

"Kau benar temanku."

Mereka berbicara di kantin dengan pelan. Jaehyuk sudah pulang dari tadi, ia menelpon Asahi untuk diajak main kelayapan sampai kedua orang tuanya pulang.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang