24. Harapan

544 117 6
                                    

Hyunsuk terus menarik nafas dan menghela nafas, agak susah untuk berakting dingin didepan Mashiho. Tangan Hyunsuk dingin karena rasa deg-degannya tersebut, jantungnya pun berdetak cepat.

"Okay, rileks, Choi Hyunsuk."

Tapi matanya menangkap dua orang yang mengacungkan pisau dibelakang dua orang pula. Segera Hyunsuk pun menepuk pundak sang sopir, "Pak, Pak berhenti, Pak! Tunggu disini, ya!"

Sopir pun berhenti dan Hyunsuk langsung turun dan berlari kearah dua orang itu. Lelaki itu menarik bahu keduanya dan membuat mereka kehilangan keseimbangan. Lalu detik selanjutnya Hyunsuk melotot.

"JADI LO PADA GAK MASUK BUAT INI?! KALIAN MAU NGAPAIN ADIK GUE SAMA KAKAKNYA ASU?!" teriak Hyunsuk. Bagaimana bisa tak ada orang yang membantu mereka berhenti meluncurkan aksinya?

Sontak teriakan Hyunsuk itu membuat Junkyu dan Mashiho menoleh. Jangan tanyakan betapa kagetnya mereka melihat dua orang yang terjatuh dengan pisau yang dipegang dan pisau itu mengkilap.

Oh sial, Junkyu jadi merasa lemas.

"Siapa yang nyuruh kalian buat ngelakuin ini?" desis Hyunsuk lalu berjongkok.

Dua orang itu tak lain adalah Jihoon dan Jaden. Mereka berdua bertatapan satu sama lain, seperti bertanya untuk menjawab jujur atau tidak.

"Jawab yang jujur."

"T-tante Novi." jawab Jaden. Lelaki itu kemudian menunduk dan melepaskan pisau yang digenggamnya.

Kini Hyunsuk melemas. "Ibu? Bagaimana bisa ibu nyuruh kalian buat ngelakuin hal kayak tadi? Gak mungkin cuma karena rasa gak suka doang, kan?" Nada bicara Hyunsuk mulai memelan.

Sementara Mashiho membantu kakaknya untuk berdiri, "Lo tuh lebih tinggi dari gue. Aduh anjir mana berat banget lagi." kata Mashiho.

"Mashiho.. gue lemes banget ini kayak gak ada tenaga.." lirih Junkyu.

Menyerah, Mashiho pun menjatuhkan kakaknya diatas trotoar dan berjalan kearah tiga orang itu dengan amarah yang memuncak.

"Lo mau gue bunuh?" ucap Mashiho tiba-tiba, tentu saja membuat tiga orang dibawahnya merasa kaget.

Mashiho mengambil pisau yang tak dipegang lalu mengarahkannya ke dada Jaden, "GUE NANYA SAMA LO!"

Jaden pun menggeleng, "Please jangan marah sama gue. Gue cuma ngejalanin perintah Tante Novi."

Mashiho pun membuang pisau yang dipegangnya dan Jihoon ke tong sampah yang ada disana, "Bawa mereka berdua ke rumah nenek." finalnya lalu meninggalkan Hyunsuk, Jihoon dan Jaden.

Tanpa diperintahkan, Jihoon dan Jaden sudah berdiri dan menyuruh Hyunsuk untuk berjalan lebih dulu. Mereka bertiga pun pergi ke rumah nenek, sekarang urusan Mashiho untuk membantu kakaknya berdiri.

Junkyu sudah cemberut karena tersorot oleh matahari. "Lo udah kayak anak kecil. Duduk di trotoar udah gitu cemberut lagi, sebenarnya lo umur berapa sih?" tanya Mashiho lalu membantu kakaknya berdiri.

"20 tahun."

"20 bulan kali, hoax lo umurnya 20 tahun."

"Ngaca lo juga tadi kayak anak kecil ya asu." Pada akhirnya Junkyu merasa geram dan mengejek adiknya itu. Sejak tinggal bersama Arul, Mashiho jadi lebih emosian.

"Ya gue mah tadi doang, lo sering."

"Lo ada dendam kesumat sama gue apa?! Sensi banget hari ini sama gue." Junkyu berucap lalu berdiri sendiri, Mashiho pun menghela nafasnya dan senyum lebar terukir diwajahnya.

Lelaki itu menggeleng sebagai jawaban, "Gue gak ada dendam kesumat sama lo. Gue cuma bikin lo emosi biar bisa berdiri tanpa gue bantuin. Lagian dendam apaan? Jahat sama gue aja gak pernah."

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang