18. Tidak Semudah Itu

623 131 9
                                    

Hyunsuk kini sedang bermain bola dengan teman-temannya di lapangan dekat rumah, sebenarnya mereka lebih tua dari Hyunsuk. Tapi lelaki itu merasa tak keberatan, toh mereka tak jahat.

"Udah lama gue gak liat Mashiho, kemana sih dia? Bukannya kuliah?" tanya Chanwoo sambil mengelap keringatnya.

Hyunsuk menggedikkan bahu, "Gak tahu. Ngapain nanya sama gue? Orang sebelum dia gak kelihatan, dia kabur dari rumah." jawab Hyunsuk tak peduli.

Chanwoo pun langsung menatap orang disebelahnya, Yunhyeong. Kedua lelaki itu sama-sama mengernyitkan dahi, tumben Hyunsuk sikapnya dingin seperti ini.

"Cariin atuh, Suk. Kan Mashiho kuliah, kalau kebanyakan bolong nanti nilainya juga bolong. Sayang sama duit lah." ucap Yunhyeong.

Hyunsuk menggedikkan bahunya lagi, "Ngapain sih tanya-tanya mulu? Orang bokap gue lagi nyariin juga ke Merauke."

Oke ini rencananya Hyunsuk ingin bercanda, tapi orang yang lebih tua darinya itu malah tak mengerti. Ngapain ke Merauke? Mashiho piknik kesana?

Doyoung
|Ayah udah bilang sama aku tadi, dia katanya mau ke rumah Tante Arin. Besok ayah berangkat, aku juga ikut. Kakak gak mau ikut?

Hyunsuk
Ga makasi|

Doyoung
|O, oke.

"Ck."

Yunhyeong dan Chanwoo yang sedang berbicara pun langsung menoleh pada Hyunsuk, "Kenapa lo?"

"Ga."

Hyunsuk tahu kalau Mashiho merupakan anak kesayangan ayah tirinya itu, ia juga tahu alasan kenapa Arul tak membiarkan Mashiho lepas dari genggamannya.

"Kalau Mas sampai lalai mengurus Mashiho, dia bakal ada ditangan ku. Kalau Mashiho udah ada ditangan ku, jangan harap Mashiho bakal kembali ke genggaman Mas."

Ya, Hyunsuk masih ingat saat Arin mengucapkan itu. Sangat jelas. Sorot mata Arin yang mengisyaratkan kemarahan karena Mashiho akan dibawa jauh oleh ayahnya, nada yang tak suka, dan hal-hal negatif yang menguar darinya membuat Hyunsuk merinding seketika.

Kalau Mashiho benar ada di rumah Arin bagaimana? Mashiho akan pindah tangan bukan?

Lalu kalau Mashiho pindah tangan pada Arin, kerugian yang diakibatkan oleh Arul apa? Kalau ia butuh penerus, bukankah ada Hyunsuk?

***

Esok harinya tepat sore hari, Arul dan Doyoung tiba di tujuan. Jujur Arul cukup takut kalau Mashiho benar-benar ada di rumah Arin, wanita itu akan mengambil haknya.

Arul benar-benar mempertahankan Mashiho karena anak itu adalah hidupnya, anak itu dari kecil selalu bersamanya. Berbeda dengan Junkyu yang lebih sering bersama sang ibu.

"Ayah Arul gak keberatan kan aku ikut kesini? Aku cuma pengen tahu tempat ini. Dari kecil aku pengen kesini dan baru kesampaian sekarang." ucap Doyoung hati-hati.

Arul mengusap rambut Doyoung, "Ya nggak lah. Hitung-hitung ayah ada temen kesini." sahutnya lalu tersenyum.

Saat menemukan taksi, Arul langsung memberi tahu alamat rumah Arin. Dan mereka berdua langsung naik berhubung sopirnya tahu alamat itu.

"Saya sepertinya kenal dengan bapak, tapi siapa ya? Saya lupa." ujar sopir taksi itu.

Doyoung yang mendengar itu langsung tersenyum dan menyenggol tangan Arul, "Ayah, tuh diajak bicara." bisik Doyoung.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang