37. Sebenarnya

537 111 5
                                        

Setelah sampai di kota kelahiran, Mashiho tak langsung pulang ke rumah, melainkan ia langsung ke rumah sakit. Tujuannya ke kota ini adalah menjenguk kakaknya, Kim Junkyu.

Beberapa menit di perjalanan, akhirnya lelaki kelahiran bulan Maret itu sampai di rumah sakit. Tidak usah bertanya karena sang ibu menunggu ditepi jalan.

"Maaf, ya, Bu. Bikin Ibu nunggu di tepi jalan." ucap Mashiho begitu ia keluar dari taksi yang ditumpanginya.

Arin tersenyum, "Maaf juga ibu gak jemput kamu di bandara."

"Gak papa." sahut Mashiho lalu membawa kopernya dari bagasi, mereka berdua berjalan masuk ke rumah sakit dan langsung ke ruangan Junkyu.

Di ruangan Junkyu ada Simon dan Haruto, keluarga barunya. Mashiho tersenyum canggung kearah mereka.

Lelaki itu berjalan kesamping ranjang kakaknya dan duduk di kursi yang ada di sana. "Kak.." panggil Mashiho.

"Kakak akhir-akhir ini gak nelpon gue, tapi pas ada telpon dari lo ternyata itu Ibu dan ngasih kabar buruk." lanjut Mashiho menundukkan kepalanya.

Arin, Simon, dan Haruto menatap sedih kearah adik kandung Junkyu tersebut. Mereka tahu bagaimana keadaan keluarga barunya.

"Kok Ayah gak diajak?" tanya Arin menghampiri Mashiho.

Mashiho yang masih menunduk pun menjawab, "Gak serumah sama Ayah lagi."

Tentu saja hal itu membuat mereka yang ada di sana kaget. Kalau tak serumah dengan Arul, lalu dimana Mashiho tinggal?

"Mashi tinggal di kosan yang sama dengan teman Mashi, gak usah khawatir. Teman Mashi baik-baik semua, ada dua bocah di sana dan mereka juga orangnya baik." lanjut lelaki itu.

"Kok bisa gak serumah, sih, sayang?" tanya sang Ibu.

"Gara-gara Tante Novi nyuruh seseorang buat tabrak temen Mashi."

Lagi, mereka dibuat kaget. Mereka baru tahu selama ini Mashiho memanggil Novi dengan sebutan ‘Tante’ bukan Ibu, bukan Mama.

Simon merasa bersalah, padahal ia bukan penyebab bercerai-nya Arul dan Arin.

"Ibu tahu gimana bisa Kak Junkyu kecelakaan? Setahuku, Kak Junkyu gak pernah lengah buat menyebrang, dia udah kayak polisi yang temenan sama jalan raya." tanya Mashiho.

Arin menghela nafasnya dan menggeleng. Tapi Haruto mengacungkan tangannya, "Aku tahu, Kak!"

Mashiho maupun Arin menoleh, "Gimana ceritanya?" tanya mereka bersamaan.

Haruto menatap ayahnya meminta izin untuk bercerita, Simon tersenyum. "Ceritain aja sana."

Haruto mengangguk.

"Aku tahu ceritanya, soalnya waktu itu aku dan Kak Junkyu sedang berjalan bersama.

Ini cerita singkat, waktu perjalanan pulang, seseorang mendorong Kak Junkyu ke tengah jalan saat sebuah mobil melaju.

Aku panik, pemilik mobil panik, semua orang panik, sampai kami lupa untuk menangkap orang itu."

Lagi-lagi mereka merasa kaget.

"Orang itu cowok atau cewek?" tanya Mashiho.

"Cewek," jawab Haruto yang membuat Mashiho langsung membenci perempuan yang mendorong Junkyu ke tengah jalan itu.

Mashiho mengepalkan tangannya, "Haruto. Besok antar Kakak ke tempat kejadian."

Haruto mengangguk.

Simon dan Arin bertatapan, apa yang akan Mashiho lakukan?

×××

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang