28. Bel

524 118 9
                                    

Sungguh, Mashiho benar-benar merasa bangga pada dirinya sendiri. Ia tak sabar untuk mendengar cerita dari Guanlin apa saja yang terjadi setelah ia pulang. Kevin mendapatkan wanita yang ia inginkan, bukan?

Mashiho tak ingin membaca cerita itu, Mashiho ingin mendengarnya. Tapi, sialnya besok adalah hari Minggu. Jadi Mashiho harus menunggu hari Senin agar bisa mendengar cerita itu.

"Eh tapi kenapa gak minta ketemuan aja ya, kan? Aduh kenapa gue jadi bodoh gini kalo lagi seneng." gumamnya.

Lelaki itu meraih ponselnya dan langsung memberi pesan singkat pada Guanlin. Lagi, sialnya Guanlin sedang tak aktif di semua akun sosial medianya.

"Lagi butuh aja, ilang. Kayak sisir lo." kata Mashiho sambil menatap kontak Guanlin di ponselnya.

Karena Guanlin tak aktif, akhirnya ia menyimpan benda persegi panjang itu diatas nakas. Detik berikutnya ia memejamkan mata. Disaat-saat seperti ini, Mashiho selalu ingat dengan masa lalunya.

Karena tak mau merasa sedih, ia membuka matanya dan meraih ponselnya lalu bermain game.

Ditengah permainan, seseorang menelponnya dan tentu saja itu membuat Mashiho emosi. Tapi tak jadi karena yang menelpon adalah sang kakak yang selalu ia rindukan setiap harinya, Kim Junkyu.

Tanpa berpikir panjang lelaki itu mengangkat teleponnya dengan wajah senang. "Kemana aja lo baru telepon gue?" tanya Mashiho langsung ke topik.

"Maaf, hehe. Gue sibuk. Gue cuma mau nanya. Kata Hyunsuk hari ini hari perjodohan lo, ya?"

"Lah buat apaan nelepon cuma nanya itu doang? Mending chat aja daripada ngabisin pulsa, sayang buat paketan main game." sahut Mashiho.

"Jawab asu, jangan emosi."

"Lo yang emosi duluan, apaan ngomong sama gue bawa-bawa kata 'asu'? Dikira gue hewan? Maaf ya bung Junkyu, gue Takata Mashiho."

Diseberang sana, Junkyu memutarkan bola matanya malas. Begini kalau mereka berbincang, kadang belok ke topik lain. "Jawab sayangku, gimana perjodohannya? Ceweknya cantik, kan? Baik? Cocok sama lo?" tanyanya bertubi-tubi.

"Batal. Ceweknya gak baik, bekas, gak cocok sama gue, bukan tipe gue." jawab Mashiho.

"Anjir. Sayang biaya."

"Ngapain? Toh duit bokap gue banyak, orang kaya bebas lur. Belum lagi ditambah uangnya Tante Novi, si Tante kaya. Buat tunangan 7 turunan tiap hari juga gak bakal habis kali," ucap Mashiho dengan nada sombongnya.

Junkyu terkekeh, "Kampret awokwokwok. Btw udahan dulu, ya? Masih ada tugas nih gue."

"Hm," sahutnya singkat. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya dan mematikan telepon yang masih tersambung.

Saat akan kembali menyimpannya, sebuah notifikasi muncul dilayar dan dengan cepat Mashiho membukanya. Itu dari Guanlin.

Guanlin

Me:
Gimana nih ceritanya?|

Guanlin
|Sukses bro
|Minggu depan Kevin sama Nako mau dikawinin wkwkwk. Kasian Nako sampe sesenggukan.

Me:
Ngegas euy kawinnya|
Btw ngebahas usia kehamilan dia,|
gak?

Guanlin
|Bahas
|Katanya usia kehamilan Nako otw 6 minggu, gila gak tuh? Bapaknya juga tadi hampir aja ngamuk di lokasi. Ini sih bener-bener rencananya sesuai ekspektasi, bikin malu keluarga Nako.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang