20. Penasaran

590 119 2
                                        

Guanlin menepuk bahu kakak tingkatnya dan tersenyum, lelaki itu mendekatkan bibirnya ke telinga Hyunsuk dan berbisik. "Lo tahu? Rencananya ekstrim."

Setelahnya Guanlin pergi dari sana meninggalkan Hyunsuk sendirian. "Maksudnya?"

Yang terlintas dipikiran Hyunsuk saat itu adalah hal-hal yang mencelakai diri sendiri. "Jangan-jangan—nggak nggak!" Hyunsuk terus berusaha untuk menyingkirkan pikiran buruknya pada rencana Mashiho dan Guanlin.

Hyunsuk tahu kalau Mashiho marah padanya karena berbohong tentang perjodohan itu. Tapi Hyunsuk tak mau kalau rencana Mashiho malah membuat adik tirinya itu celaka. "Kenapa gue gak bisa mengabaikan adik gue gitu aja?" gumam Hyunsuk.

Lelaki itu beranjak dari duduknya dan berlari pergi dari atap lalu masuk ke kelas. "Semoga gue bisa fokus belajar."

×××

"Kak Chanwoo!" panggil Hyunsuk sambil melambaikan tangannya. Orang yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum kecil.

Hyunsuk berlari menghampiri Chanwoo. "Kak," panggilnya singkat. Yang dipanggil pun mengernyitkan dahinya. Lelaki itu berlari hanya untuk mengatakan 'Kak'?

"Apenih? Tumben manggil? Mau main bola lagi? Ah jangan sekarang deh, Suk. Tugas gue masih banyak."

"Halah rebahan doang dibilang tugas. Gue nebeng dong, motor gue sakit dan tadi gue dianter sama ibu." sahut Hyunsuk. Chanwoo hampir saja menyemburkan tawanya.

"Kan lo orang kaya, gak ada motor lain gitu? Atau mobil? Pffft," ujar yang lebih tua. Hyunsuk pun menatap kakak tingkatnya itu dengan tatapan tajam.

"Gue lagi belajar jadi rakyat jelata, apa lo?" tantang Hyunsuk melipat tangannya didepan dada.

Chanwoo pun menggedikkan bahunya dan berjalan mendahului Hyunsuk, tapi adik tingkatnya itu menahan tangannya. "Ada apa lagi?"

"Nebeng, ya?"

"Ogah."

"Nebeng dong! Nanti gue traktir hamburger." Sengaja Hyunsuk menawarkan makanan, faktanya sekarang Chanwoo sedang berpikir.

Dirasa terlalu lama untuk berpikir, akhirnya Hyunsuk menarik tangan Chanwoo. "Kelamaan lo mikirnya, kalo mau ya bilang mau aja. Ayo ah gue juga udah laper."

"Gak sabaran banget, tapi lo yang nyetir ya, Suk?" tawar Chanwoo sambil menyodorkan kunci mobilnya. Dengan senang hati Hyunsuk mengangguk dan mengambil kunci mobil yang ada ditangan Chanwoo.

Sebenarnya hatinya itu antara senang dan keberatan. Keberatannya karena udah ayoin traktir terus nyetir, senangnya karena ya kalau Chanwoo yang nyetir lelet banget buset. Maksud lelet disini adalah lelet versinya, sedangkan bagi Chanwoo sendiri caranya menyetir itu sudah terhitung cepat dan aman. Ya tapi namanya juga setiap manusia memiliki pendapat yang berbeda-beda.

Saat sudah siap di dalam mobil, Hyunsuk pun langsung memasang sabuk pengaman dan melaju membelah jalanan. "Gue nanti mau cerita sama lo." ucap Hyunsuk membuka percakapan.

"Widih, asik nih cerita-cerita. Tumben cerita ke gue, emang si Yoshi sama Jihoon kemana?" tanya Chanwoo.

Hyunsuk menggedikkan bahu, "Dari kemarin tuh batang hidung dua cowok gak kelihatan sama gue. Bau-bau orang julid juga gak tercium." jawabnya.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang