04. Club

884 158 27
                                    

Mashiho mengernyit kala melihat mobil kakak tirinya itu melaju dengan kencang, apa yang terjadi dengannya? Tapi Mashiho memilih untuk tak peduli, ia kembali berjalan ke kelasnya.

"Hei, mau kemana bocil?" tanya kakak tingkatnya yang bernama Yeonjun itu. Mashiho langsung memutar badan 180° dan maju ke arahnya. "Gue bukan bocil." desisnya sambil menunjuk wajah Yeonjun.

Yeonjun tertawa sinis, "Bo.. cil." ulangnya.

"Lo kalau mau cari masalah jangan sama gue!" kata Mashiho yang sudah maju tapi tangannya ditahan oleh Jaehyuk dan Asahi. Jaehyuk mengelus lengan Mashiho lalu berbisik, "Ayo ke kelas aja." ajak Jaehyuk.

Mashiho menatap tajam mata Jaehyuk lalu beralih ke wajah Yeonjun. Detik berikutnya Mashiho menepis tangan Asahi dan Jaehyuk lalu pergi dari sana. "Sial, masih ada jadwal." ucap Mashiho.

Lelaki itu berjalan dengan cepat sampai ia tak sengaja menabrak seorang gadis, bukunya jatuh berantakan dan Mashiho dapat melihat namanya. Tanpa ada niatan untuk menolong, Mashiho pergi dari sana.








...







Malamnya, keluarga Mashiho dan keluarga Nako berkumpul. Mereka membicarakan tentang perjodohan anak bungsu mereka. Tapi karena Mashiho merasa risih, akhirnya ia menyimpan sendok dan garpu hingga mengeluarkan suara.

Tak lama Mashiho berdiri, "Mau bagaimanapun keputusan kalian. Jawaban saya tetap tidak mau dijodohkan dengan Nako. Ingat itu." Setelahnya ia pergi.

Hyunsuk izin pada kedua orang tuanya untuk menyusul Mashiho, sampai ia menahan tangan adik tirinya itu. "Mashiho, dengerin Tante Fani berbicara dulu." tegur Hyunsuk.

Mashiho menoleh, "Kak. Gue udah bilang gue gak mau dijodohin sama dia. Apa susahnya batalin perjodohan ini? Hah?" tanya Mashiho.

Hyunsuk meneguk ludahnya, "Tapi seenggaknya lo hargai permintaan orang tua lo."

"Loh? Hargai? Terus permintaan gue ke mereka buat gak cerai dituruti gitu sama mereka? Udah deh, lo juga sama kayak gue. Lo juga sakit hati, lawan aja mereka yang gak nyakitin hati lo." ucap Mashiho.

"Mashiho! Tapi mereka kedua orang tua lo!" bentak Hyunsuk.

Mashiho tersenyum miring, "Aku cuma punya kak Junkyu di dunia ini. Aku gak punya yang lain. Dan lo masih inget kan sama ucapan gue tahun lalu? Kalian berdua itu tetep asing buat gue, dan sekarang ayah gue pun jadi orang asing. Lepasin tangan gue, gue mau pulang." jelas Mashiho yang membuat hati Hyunsuk kembali merasa sakit.

Dimata Mashiho, ia, ayahnya dan ibunya hanyalah orang asing yang datang ke kehidupan Mashiho. Harusnya Hyunsuk mencegah pertemuan orang tuanya saat ini.

Lelaki berambut hitam itu menatap punggung Mashiho yang semakin menjauh, bahkan ia tak menoleh. Dengan segera, Hyunsuk kembali ke restoran dan mengucapkan maaf. "Maaf, Tante, Om, mama, ayah. Mashiho tetep gak mau. Jadi saya mohon jangan dipaksa. Lagipula Mashiho dan Nako masih kecil." kata Hyunsuk sambil tersenyum canggung.

"Berarti kalau sudah dewasa itu tandanya boleh?" tanya Fani, ibunya Nako.

Hyunsuk sedikit tertawa kecil, "Kenapa kalian tak memberikan kebebasan memilih pasangan hidup pada anak kalian? Apa kurang cukup mengatur hidupnya dari kecil? Apa yang kalian inginkan? Yang bagi kalian itu yang terbaik untuk anak kalian terkadang menjadi hal terburuk bagi sang anak." Hyunsuk terlanjur marah saat ini.

Ia jadi ingat ceritanya di masa lalu. Sama persis seperti Mashiho. Hanya saja Hyunsuk lebih ringan.

Hyunsuk mengambil tas selempang nya, "Saya pulang dulu." kata Hyunsuk lalu berlalu dari sana.

StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang