Jangan lupa vote dan komen nya, terima kasih d('.'d) akan ada hadiah buat yg sering vote & komen xixi (ini beneran)
.
.
Keheningan yang canggung sejak kedatangan perempuan berambut coklat gelap di dalam ruangan kerja nya ini membuat Vano menatap lurus pada tumpukan kertas putih di depannya. Sudah hampir sepuluh menit berlalu, Vano masih enggan mengeluarkan suara.
"Jadi bagaimana, Stevano?"
Vano mendongak, dan perempuan itu masih mempertahankan senyum manisnya. Senyum yang dulu begitu dia puja, senyum yang sempat mengalihkan dunianya.
Vano menghela napas, bingung dengan keadaan yang agak memuakkan ini. Perempuan ini tiba-tiba menghubungi nomor yang tertera pada website kantornya, membuat reservasi ingin melakukan konsultasi.
Otaknya berpikir keras merangkai kalimat penolakan untuk mengerjakan pembangunan rumah minimalis yang diusulkan. Sedangkan di sisi lain, Vano paham, mencampuradukkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan adalah sikap yang tidak profesional. Jadi dengan berat hati, dia harus tetap melayani perempuan ini.
"Vano."
"Konsep rumah seperti apa yang diinginkan?"
"Hemat energi, efisien, dan tetap hangat." Davina meluruskan punggung. "Tapi, aku mau bangunan rumah itu seperti bangunan-bangunan industri di perkotaan. Untuk ruangannya, hmmm..." Davina menyimpan ibu jarinya di depan mulut, seakan berpikir. "Kamu tahu sendiri, kalau aku ini suka yoga, aku mau ada ruang untuk bermeditasi."
"Kalau begitu, saya mau menanyakan data luas tanah untuk mendapat gambaran yang lebih pasti dalam pengerjaan desain. Jadiㅡ" Vano tidak jadi melanjutkan kalimatnya ketika matanya dan mata Davina saling menatap, apalagi saat perempuan itu mencoba menyembunyikan tawa yang tidak bisa dia tahan.
"Kamu kenapa formal banget pakai 'saya'?" Davina menggelengkan kepalanya, menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. "Seolah kita ini orang asing yang tidak saling mengenal. Bicara santai saja, Vano."
"Saya memang terbiasa berbicara formal pada klien. Dan kamu datang ke tempat ini sebagai klien." Vano menarik napas dalam-dalam, mengeluarkannya secara perlahan, tanpa menghilangkan tatapannya pada Davina. "Saya rasaㅡ"
"Apa kamu juga berbicara dengan canggung seperti ini pada perempuan itu?" Davina terus menatap, mengabaikan Vano yang memandangnya dengan malas. "Maksud aku, Tiora."
"Seingat saya, kamu datang kesini untuk berkonsultasi mengenai pembuatan rumah, bukan membicarakan kehidupan pribadi." ucap Vano dengan tegas, menyingkirkan kursinya untuk sedikit menjauh dari perbatasan meja. Dia menutup Macbook-nya, merapikan beberapa kertas, menyimpan pulpen di tempat.
"Sudah seberapa jauh kamu sama Tiora?" Davina memajukan tubuhnya lebih dekat ke arah meja. Mengepalkan satu tangan yang disimpan di bawah sana dengan cukup kuat. "Bisa-bisanya kamu terpincut perempuan itu." Davina mengambil napas untuk sesaat. "Maksud aku, dia bukan perempuan baik. Bahkan, dia lahir dari hasil hubungan di luar nikah. Jadiㅡ"
"Kamu mencari tahu informasi tentang dia?" Vano masih mencoba bersikap santai, apalagi saat Davina memprovokasi ketenangannya seperti ini.
"Iya." Tangan Davina menyelipkan rambut untuk tetap berada di belakang kupingnya. "Aku penasaran, perempuan seperti apa dia itu sampai berhasil menarik perhatian kamu."
Davina membawa tangannya untuk menyentuh tangan Vano. Tapi dengan cepat Vano menarik tangannya dari atas meja, melakukan gerakan pura-pura membetulkan kancing kemejanya sebagai bentuk pengalihan.
Davina sempat terdiam karena tindakan Vano, sebelum dia kembali membuka mulutnya. "Dengar, Stevano. Aku yakin dia punya maksud tersendiri mendekati kamu. Maksud aku, kamu itu lahir dari keluarga terpandang, sedangkan dia?" Davina tersenyum singkat, setengah mengejek. "Dia sekolah tinggi jadi dokter tapi hidupnya biasa saja. Keluarga dia juga bukan keluarga harmonis." Davina melirik Vano sekilas. "Aku hanya ingin memberi kamu saran, tinggalkan dia. Dia mendekati kamu untuk memanfaatkan kekayaan yang kamu punya. Tiora bukan perempuan yang pas untuk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. ANNOYING
Romance[SOME PARTS ARE PRIVATE. FOLLOW TO READ.] WARNING! AKAN ADA BANYAK ADEGAN DEWASA. Tiora Lunardi, si dokter cantik yang mempunyai perasaan terpendam selama bertahun-tahun pada pria bernama Drian. Tapi, siapa sangka kalau Drian justru malah memiliki h...