53

24.8K 1K 134
                                    

Vano kembali ke rumah, tidak ada raut bahagia yang tercetak di wajah pria itu meski Davina dan Drian berhasil diamankan pihak berwajib. Pria itu justru terlihat lesu.

Vano menyambung langkah kakinya dengan pikiran yang tak menentu. Tak menentu kemana arahnya. Sampai akhirnya, dia tiba di kamar Raphael; dekat dengan kamar lamanya. Kamar yang sepi karena ditinggal sang penghuni. Dia mulai melangkah ke dalam sana. Tanpa sengaja, kakinya menabrak sebuah album foto yang dibiarkan tergeletak begitu saja di atas lantai.

Sedikit ragu, akhirnya Vano memutuskan mengambil album itu, dia terdiam dan duduk di ranjang. Tempat yang biasa Raphael jadikan untuk menghilangkan segala penatnya. Vano menghela napas dalam, sebelum memberanikan diri membuka album foto itu.

Pada halaman pertama, terpasang jelas potret yang benar-benar menggambarkan kebahagiaan Mama Tina dan Papa Diwa di pernikahan mereka. Beralih ke halaman lain, mata Vano menatap foto dirinya dan Raphael ketika merayakan hari jadi Raphael yang ke-10. Lihatlah, betapa bahagianya wajah mungil itu duduk di samping sang Kakak, sambil mengenakan topi kerucut ulang tahunnya.

Detik berikutnya, Vano segera menutup foto album itu. Terutama saat dia membaca kalimat panjang yang ditulis Raphael di sana. '30 Mei 2010. Bersama Kak Vano yang susah banget di ajak foto. Papa yang ambil fotonya.'

Dadanya terasa sesak.

.

.

.

Sejak memutuskan pindah ke Bandung setelah insiden pengusiran dirinya, Vano merasa dia tidak ingin tinggal dimana-mana lagi selain di Bandung. Kota ini akan selalu jadi rumah baginya. Setidaknya sejak kembali ke kota ini, Vano mulai mau berinteraksi dengan dunia luar, mulai percaya diri, dan merencanakan apa saja yang ingin dia lakukan ke depan.

Meskipun Bandung sudah jauh berbeda dari zaman dia kuliah dulu, kota ini selalu punya tempat untuk menenangkan diri. Biasanya tiap malam Minggu tiba, Vano akan menghabiskan malam menyusuri jalanan di kota Bandung lalu berdiam di salah satu sudut cafe, sambil melepas penat pekerjaan.

Tapi, khusus Malam Minggu kali ini, rasa antusias Vano menyambut malam tidak seperti biasanya. Ada hal yang berbeda dengan pria itu. Bukannya bersiap dan bergegas keluar, Vano justru memilih merebahkan tubuhnya di sandaran sofa ruang tengah; ditemani acara televisi yang membosankan tapi ampuh menemani dia memecah keheningan di sana.

Guyuran hujan yang turun sejak sore membuyarkan semua rencana yang dia buat untuk malam ini. Selain itu, mood Vano sedang tidak baik dan dia tidak ingin melakukan apa pun. Bukan tanpa sebab Vano bersikap seperti itu.

Tepat di hari ini, Vano berulang tahun. Tapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, orang-orang di sekitarnya--terutama Mama Tina, Papa Diwa dan Raphael--absen memberi ucapan do'a panjang umur dan harapan agar dirinya terus berada dalam kondisi sehat.

Sungguh, Vano rindu akan suasana rumah dan kehangatan keluarga yang hilang itu.

Lamunan Vano buyar saat suara ketukan terdengar di depan sana. Tidak perlu menunggu lama, Vano beranjak dari sofa dan membuka pintu.

Di depan sana, Raphael muncul dengan seragam SMA dan tas punggung hitam kesayangan. Rambut Raphael basah, jejak-jejak air hujan tidak hanya mengguyur bagian rambut, tapi juga terlihat di bagian bahu seragam, tas, dan bagian bawah celana panjang berwarna abu.

Pria itu terlihat berantakan dan kerepotan membawa sekotak kue ulang tahun dengan lilin-lilin kecil yang disiapkan oleh Raphael sebelum dia tiba ke rumah Vano ini.

"Hai, Kak Vano." sapa Raphael. "Aku nggak telat buat ngerayain ulang tahun Kakak, kan? Maaf ya, tadi pagi aku habis buka pengumuman ujian seleksi perguruan tinggi negeri. Terus, hasilnya harus dilaporkan ke sekolah. Katanya sih, mereka mau bikin pengumuman di website sekolah tentang siapa saja yang diterima. Tahu nggak? Aku keterima di ITB lho. Janji aku lunas ya, tinggal satu lagi yang belum. Ajak Mama Papa pindah ke Bandung."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MR. ANNOYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang