GOOD MORNING BAGI TIM GERCEP BACA PAGI INI HAHAHAHA
WELL KAYAKNYA JADWAL UPDATE MINGGU INI MUNDUR SEHARI TERUS YAK 😋
TAPI TAPIIIII, TETEP DONG VOTE SAMA KOMENNYA MANAAAA
HAPPY READING!
🍊🍊🍊
Ada obat untuk menyembuhkan luka. Ada hati untuk menyembuhkan duka.
Bima Angkasa Anggareksa.
🍊🍊🍊
Pagi ini Giana tidak berangkat dengan Dares karena cowok itu ijin satu minggu tidak masuk sekolah karena dibawa Amy ke Medan untuk perawatan phobia cowok itu. Yang membuat Giana kaget adalah Nesya ikut dengan keduanya, Amy yang meminta langsung!
Giana menuruni anak tangga dengan santai. Dua hari yang lalu adalah momen paling epik untuk Giana. Pertama karena Dares yang berhasil mengatasi phobianya meskipun saat sampai di rumah cowok itu jatuh pingsan dan yang kedua karena Bima mengutarakan perasaan padanya.
Setelah menyuapi Giana Bima membantu Giana berbaring di sofa panjang ruang tengah. Bahkan cowok itu rela naik ke lantai atas, ke kamar Giana untuk mengambilkan selimut dan boneka kucingnya.
"Sorry, gue bakalan jagain lo sampai tante Ara sama yang lainnya pulang,"
Giana hanya mengangguk dan bersiap tidur. Namun, sudah beberapa menit berusaha tidak membuahkan hasil. Tubuhnya terasa lelah tetapi matanya tidak mau terlelap. Jika seperti ini Giana tidak tau lagi harus bagaimana.
"Kenapa?"
Giana termanggu. Kenapa hari ini mendengar suara Bima saja sudah membuat hatinya berdesir?! Ini aneh!!!
"Nggak bisa tidur," jawab Giana, mengubah posisinya menjadi duduk.
Bima mendekat, duduk di sebelah Giana, mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Giana. Lagi, Giana termanggu di tempatnya bahkan sampai menahan napas.
"Udah nggak terlalu panas, sih," katanya, "Apa badan lo sakit semua?" tanyanya.
"Iya."
Bima menghela napas panjang. "Sorry," ucapnya membuat Giana mengeryit menatap Bima, "Gue nggak bisa jagain lo dan malah buat lo nanggung masalah." Sesalnya.
"Kok lo yang salah? Bukan lo yang bikin gue luka, kan?"
"Tapi lo luka karena gue."
"Siapa bilang?"
Bima yang tadinya menunduk akhirnya mendongak menatap Giana, cewek itu tidak menunjukkan wajah garang seperti biasanya, hanya gurat wajah lelah saja. "Karena lo deket gue, lo jadi di tindas kan?"
Setelah dipikir-pikir benar juga ucapan Bima, tetapi kok Giana merasa cowok di depannya ini kepedean ya?
"Kok bisa lo nyimpulin kayak gitu?"
"Lo ditindas sama fans gue, kan?"
Giana terngangga kecil, wajahnya cengo karena kehabisan kata-kata. Memang benar sih, kalo dipikir-pikir Yura masuk ke dalam kalangan fans berat Bima. Tapi untuk itu Giana jadi sedikit keki, apalagi Bima bilang sendiri kalo Giana ditindas oleh fans yang terobsesi dengannya.
"Ngartis banget," sindir Giana.
Bukannya marah Bima malah terbahak. "Sorry, tapi gue serius. Gue minta maaf sama lo karena beberapa kali ngeliat lo di tindas dan gue diam aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...