MOLOR UPDATE YA HEHE, MOHON MAAF NUGAS BANYAK BEUDDDD
JANGAN LUPA VOMENT, AKU UDAH MENYEMPATKAN DIRI UNTUK BERIMAJINASI KELANJUTAN CERITA INI LOOO HIHI
HAPPY READING!
🍊🍊🍊
Pagi ini Giana bangun lebih awal. Tepat pukul 3 pagi hanya untuk memilih dan memilah baju yang kiranya cocok ia kenakan untuk menjadi model Bima.
"Gue baru sadar kalo hampir semua baju gue hoodie," kata Giana bermonolog.
Giana melihat isi lemarinya yang baru saja selesai di kelompokkan. Ada setumpuk hoodie dengan 25 macam warna, 10 kaos panjang, 5 kaos pendek, 12 celana panjang berbagai jenis kain, 15 celana training dari yang ukuran panjang sampai pendek, dan terakhir 2 dress berwarna baby blue dan mint.
"Hhhhfffttt..." frustasinya sambil duduk di lantai menatapi barang-barangnya. "Pake apa gue hari ini?!!!"
BUG.
"Masih gelap, Gi. Kenapa grusak-grusuk, sih?!" omel Alika setelah menabok kepala Giana dengan guling yang dipeluknya.
Korban tabokan Alika mendengus lalu menghidupkan lampu kamarnya yang terang benerang membuat mata Alika merasakan silau mendadak.
"Mandi sono! Abis tuh solat subuh sama gue!"
Alika menyibakkan selimutnya. "Emang lo udah mandi?!" kesalnya.
Giana berdiri tegap dan memutar tubuhnya kemudian mendekat ke Alika. "Mata lo rabun apa gimana? Gak lihat gue pakai bathrobe sama ini?" tunjuknya pada handuk yang ia pakai untuk menggulung rambutnya yang basah.
"Tumben," sindir Alika sembari turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan berwudhu.
Giana kembali dengan aktivitasnya memilih baju. Sebenarnya ia bukan tipe orang yang ribet dalam urusan berbusana. Asalkan nyaman sudah cukup untuk Giana kenakan.
Sayangnya untuk hari ini ia harus berpenambilan anggun atau lebih tepatnya layak supaya bisa membantu Bima.
Alika keluar dari kamar mandi dan membelalak saat melihat barang-barang dari lemari Giana tercecer di lantai.
"Lo mau jual baju lo apa gimana, sih?"
"Gue laksanain ide konyol lo!"
Sambil memikirkan maksud perkataan Giana, Alika berangsur duduk dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal guna mengurangi rasa dingin. "Ide yang mana ya? Gue lupa. Gue ini kebanyakan ide, biasa orang kreatif abis."
Dengan masih sibuk mengembalikan baju-baju dan lainnya ke dalam lemari Giana menjawab, "Ide tanggungjawab waktu itu, yang gue jadi model."
Seketika Alika mengingatnya. "Terus? Temanya apa? Hari ini gitu? Tapi ini masih gelap, lo mau jadi model hantu apa gimana? Terus—"
"Berisik!"
Giana menutup pintu lemarinya, ia merebahkan tubuhnya di dekat Alika. "Gue nggak tahu, deh!"
"Tenang sepupu..." Alika menyibakkan selimutnya dan beranjak menuju meja rias. "Gue dandanin biar cakep!"
🍊🍊🍊
Bima mengemas barang-barang yang ia akan ia butuhkan nanti. Di kala kesibukannya mengemasi barang, sebuah ketukan menginterupsi kegiatannya.
"Masuk," katanya tanpa memalingkan wajah ke pintu.
Sakti masuk dan langsung menjatuhkan dirinya di kasur milik adiknya itu. Hari ini begitu membosankan dan ia juga tidak ingin melakukan hal lain selain rebahan. Tapi rebahan pun semakin membosankan jika lama, ribet kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...