PERTIMBANGAN

174 25 16
                                    

Lo bikin gue kesal, lo akan dapat hukumannya!

Bima Angkasa Anggareksa.


🍊🍊🍊

Giana terus-menerus menatap layar ponselnya. Sendari tadi Giana meruntuki dirinya sendiri dan kerap kali menggumamkan sesuatu.

“Gausah upload kali, ya?”

Giana merengut kesal dan membanting ponselnya ke kasur kemudian ia bergulung-gulung gemas sampai terperosok jatuh ke ubin.

Mendengar suara gedebuk yang kencang membuat Arfa yang baru saja duduk di sofa langsung berlari ke kamar putrinya.

“Giana?!”

Giana berusaha menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, selimut itu juga melilitnya, mungkin karena tadi bergulung-gulung di kasur. Melihat itu Arfa langsung membantu Giana lalu ketika selimut itu sudah tersingkir ia melihat Giana dengan rambut yang sudah menjuntai berantakan sampai menutupi wajahnya.

Arfa berjongkok dan merapikan rambut putrinya itu. “Kenapa?”

Giana seketika mewek  dan memeluk Arfa, Arfa membalas pelukan Giana dan mengelus sayang rambut Giana.

“Kenapa?” tanyanya sekali lagi.

“Giana frustasi tingkat tinggi, pa!”

Arfa melepaskan pelukannya, “Frustasi tingkat tinggi?” Giana mengangguk “Frustasi kenapa?” tanyanya.

Giana menceritakan pertemuannya dengan Bima, kejadian yang membuatnya frustasi sekarang, yaitu mengupload fotonya bersanding dengan Bima sebagai persyaratan misi terakhir MPLS.

Arfa memang sedikit menanggapinya dengan emosi tapi Giana mencegah emosi Arfa yang muncul dengan mengatakan bahwa sikap papanya saat muda dulu itu lebih parah daripada Bima.

“Siapa bilang papa begitu?”

Giana dengan santai menjawab, “Mama.”

Sudah dapat di tebak bagaimana wajah Arfa yang mendadak berubah masam?

Ya, Clara sering kali menceritakan kelakuannya muda dulu pada anak-anaknya. Jika Arfa menegur Clara, jawaban istrinya itu seketika mampu membungkamnya.

“Biar nanti anak-anak kita nggak bersikap childish kayak kamu. Biar dewasa dengan pemikiran yang matang, bukan gegabah.”

Giana berteriak frustasi membuat Arfa menghela napas panjang.

“Yaudah, kalo nggak mau di recokin nantinya, kamu upload aja sekarang. Mute komentar terus tinggal tidur. Kalo udah selesai masa misinya langsung hapus. Beres kan?”

Oh iya, kenapa nggak kepikiran ya?


🍊🍊🍊

Keesokan harinya siapa sangka ia menjadi buah bibir dan pusat perhatian.

Sodara-sodara sebangsa setanah air!

Ini hari pertama loh masuk sekolah dan hari pertama juga mengenakan seragam putih abu-abunya. Kenapa kesan yang ia dapat begini banget, sih.

“Gi! Kok pada ngelihatin kita ya?”
Giana melirik Dares sekilas.

“Ngelihatin lo kali, ah! Lo kan ganteng.”

Dares berdecak kesal, “Gue seriusan, ini tatapan mata nggak suka, bukan tatapan mata seseorang yang mengagumi. Kok gue jadi takut, ya?”

Giana menghentikan langkah. “Apa yang lo takutin, sih?! Lo punya gue yang bisa ngelindungin lo, lo punya gue yang bisa jaga lo.” Teriaknya.

MASTERPIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang