SELAMAT TENGAH MALAM!
MANA YANG NAGIH KANGEN GENTA?!
AWAS YAA GA NINGGALIN JEJAK -,-
HAPPY READING GEWZ
🍊🍊🍊
Kata papa jadi cewek jangan manja, kalo bisa lawan, ya lawan.
Giana Afsheen Leteshia.
🍊🍊🍊
Pertama kali membuka mata Bima sudah bisa menebak sekarang ada dimana, ruangan serba putih dengan bau obat yang begitu menyengat. Rumah sakit. Bima memejamkan mata kuat-kuat saat merasakan kepalanya yang diserang pening, tanpa sadar ia menggerang kesakitan. Cowok yang sedang asik bermain ponsel di sofa pojok ruangan langsung bangkit diikuti dua orang dibelakangnya.
"Bim! Lo baik-baik aja?!"
Bima berusaha meredakan pening di kepalanya dan ketika sudah merasa cukup baik ia membuka matanya perlahan dan mendapati saudara kembarnya, Sakti. Tentu saja jangan lupakan wajah bonyok yang senantiasa menghiasi wajahnya, tetapi bonyoknya Sakti terlihat seperti baru. Apa saudara kembarnya ini main tawuran lagi?
"Lo ngapain kesini?"
"Tsk, malah balik nanya, gue disini—"
"Lo nggak inget tadi dikeroyok sama gengesnya si Rendra, Bim?" potong Faris.
Ajin mengeplak kepala Faris, disaat seperti ini yang kedua sahabatnya lakukan seharusnya mengecek keadaan Bima, bukan malah mencercanya dengan pertanyaan apalagi membicarakan kejadian menjengkelkan beberapa jam yang lalu.
"Kalian berdua mending panggil dokter, Bima perlu di cek kesehatannya setelah itu lo panggil Genta kesini di kamar tuh cewek," ucap Ajin.
Sakti melongo, ia jadi sedikit berpikir kenapa Ajin malah terlihat seperti kakak Bima, disini kan ia yang menjabat kakak Bima. Lain halnya dengan Sakti, ditempatnya ada Bima yang masih sibuk mengingat sesuatu setelah mendengar ucapan Ajin.
DEG.
Bima mengingat akan satu hal. Giana, cewek itu terakhir kali pingsan dalam dekapannya karena pukulan sebuah helm. Dan apa? Giana sedang ditemani Genta?!
"Lo ngapain biarin Genta sama cewek gue?!" damprat Bima menatap Sakti.
Bima melepaskan jarum infus yang berada dipunggung tangannya dan turun dari ranjang. Cowok itu menatap Ajin yang masih terdiam. "Dimana ruangan Giana?"
Ajin dengan masih terdiam tanpa sadar menjawab pertanyaan Bima. "Ruang mawar nomor 12."
Tanpa menunggu lebih lama Bima langsung berlari menuju ruangan Giana meninggalkan ketiga cowok yang masih terdiam di tempatnya.
"Gue lebih yakin kalo Bima lebih serem daripada Sakti. Tatapannya mengintimidasi banget..." kata Faris diangguki setuju oleh Ajin.
Ditempatnya ada Sakti yang masih terus berpikir, "Bima barusan bilang apa?"
"Cewek...gue?" jawab Faris dan Ajin sedikit ragu?
🍊🍊🍊
Genta kali ini hanya bisa menunduk. Di depannya ada Arfa, papanya yang sedang memarahinya dengan Clara yang berusaha meredakan emosi Arfa.
"Mas, sudah. Genta nggak salah apa-apa."
Arfa menoleh ke sampingnya, menatap tajam Clara. "Nggak salah apa-apa?!" Arfa mengalihkan pandangannya ke arah Genta. "Genta tidak memberikan kabar apapun saat kembali ke Jakarta, bahkan dia malah mengabarkan bahwa Gia dikeroyok oleh musuh-musuhnya, kamu bilang dia nggak salah apa-apa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...