Yang bisa buktiin perasaan lo itu cuman satu. Tanya ke hati lo sendiri.
Sistur Alika :)
🍊🍊🍊
Alika berkunjung untuk menjenguk Giana. Cewek itu masuk ke dalam kamar Giana tanpa mengetuk pintu membuat Giana yang asik bermain ponsel menoleh kesal.
"Ketuk pintu dulu, nggak sopan!"
Alika menaruh tasnya di nakas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelah Giana.
"Kayak lo sopan aja masuk kamar gue," cibirnya.
"Ngapain lo kesini?"
"Ya Allah, gue kesini karena kasian sama lo, Gi! Kemarin lo masuk rumah sakit kan, hari ini gue bela-belain pulang sekolah langsung kemari malah lo nggak ada sambutan istimewa gitu ke gue? Sepupu model kayak lo pengen gue banting aja!" ucapnya, merasa ternistakan.
"Iya, iya. Makasih udah jengukin gue!"
"Nah gitu, dong!"
Keduanya terdiam. Giana sibuk merawat peliharaan onlinenya dan Alika sibuk memandang lurus langit-langit kamar Giana.
"Gi."
"Hmm?"
"Gue tadi ketemu Bima dibawah."
Giana langsung terdiam, hal itu tidak luput dari pandangan Alika.
"Tapi boong!"
Belum sedetik, sebuah bantal sudah mendarat di wajah Alika.
"Becanda lo nggak lucu monyet!"
"Lo kok ngajak ribut, sih?" omel Alika.
"Elo yang ajak gue ribut duluan!"
Keduanya saling melirik tajam seolah ada petir ditengah-tengah tatapan mereka.
"Oke damai!" serunya bersamaan dan juga langsung berjabat tangan.
"Lo sebenernya kenapa, sih? Nggak biasanya uring-uringan sampe jatuh sakit gini!"
Giana menghela napas panjang. Ia juga bingung kenapa sikapnya begini, Giana juga tidak bisa mencari alasan dibalik perubahan sikapnya sekarang. Sangat aneh.
"Sebenernya gue lagi galau, gundah, gulana," ucap Giana memberikan tatapan memelas.
"Bima?" tebak Alika tepat sasaran.
Giana mengangguk-angguk.
"Kenapa?"
"Makin kesini Bima makin nunjukin perasaannya ke gue. Gue jadi bingung harus respon gimana, nggak biasanya gue sebingung ini," jelas Giana.
"Bagus, dong. Ada peluang lo nggak jomblo lagi,," ucap Alika enteng.
"Yeee, ngeledekin lo! Mentang-mentang udah punya Gabriel!" protes Giana.
"Terus emang lo nggak seneng gitu kalo status jomblo lo bakalan hilang? Ini Bima kalo menurut gue udah lumayan lah, betah sama lo aja udah sebuah keajaiban, Gi."
Giana hanya mendengus mendapatkan ledekan dari Alika, dia seneng sih kalo udah nggak jomblo apalagi Dares juga udah pacaran sama Nesya sehingga waktu Dares untuknya tersita begitu saja. Namun, Giana tidak mau egois, Dares berhak bahagia dengan kehidupannya.
"Harusnya gue seneng kalo nggak bakalan jomblo lagi. Tapi...." ucapan Giana menggantung, air mukanya beurbah jadi lesu.
"APA?" tukas Alika, sedikit gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...