MPLS

173 26 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
FOLLOW INSTAGRAM @rubanabe

🍊🍊🍊

Bukannya suudzon, ini hanya sikap antisipasi saja, kok.

G

iana Afsheen Leteshia.

🍊🍊🍊

MPLS hari ke tiga.

Setelah hari pertama dan kedua MPLS-nya berjalan dengan sangat tidak normal seperti siswa baru lainnya, kini Giana dapat bernapas lega. Tidak ada hukuman, tidak ada lagi omelan senior bernama Juan itu.

Giana berada di lapangan indoor SMA Galaksi, tentu saja bersama Dares yang sibuk bermain dengan teman satu regunya. Di sana Dares terus mendapatkan umpan dan ia juga mencetak hampir keseluruhan poin.

Giana berada di ujung lapangan, berselonjor dan memperhatikan Dares yang mendadak menjadi objek kagum para cewek-cewek di pinggir lapangan.

Giana tersenyum masam. “Haduh… Kapan sih, pulangnya?” keluhnya.

Cekrek.

Giana menoleh, mencari asal suara itu. Suara yang berkali-kali terdengar di telinganya. Sampai akhirnya mata Giana menatap seseorang yang membidikkan kameranya ke arahnya.

Waduh, sialan itu orang, main papparazi nggak ngomong-ngomong.

Dares bermain sendirian, bahkan sering kali ia menghindari lawannya padahal seharusnya ia harus defense.

Sampai akhirnya permainan seketika berhenti kala salah satu anggota tim Dares memantulkan bola dengan kesal dan berteriak juga pada Dares.

“LO HARUSNYA DEFENSE!”

Giana yang berniat mengejar orang yang memotretinya mendadak teralihkan.

Dares dengan wajah santainya menatap Carlos. “Lo daritadi nggak becus!”

“Oh ya? Kayaknya gue main udah bagus,” Dares menunjuk papan skor. “46-24. Gue sudah menyumbangkan 35 poin dan tim kita menang.” Lanjutnya.

Giana berjalan mendekati Dares.

“Gue udah bekerja keras, kan?” tanyanya tiba-tiba pada Giana yang sudah berada di sampingnya.

Giana pun mengangguk mantab sembari menatap Carlos sedikit merengut.

Merasa Dares menyombongkan diri membuat Carlos terpancing emosi dan hendak meninju Dares.

Seketika Giana merentangkan kedua tangannya dan Dares pun reflek bersembunyi di belakang punggung Giana, sambil mencengkeram erat tas punggung Giana.

Carlos terus berusaha menangkap Dares dan Giana melindungi Dares dengan rentangan tangannya.

“E-EH! Udah! Jangan emosi, woy!” teriak Giana.

Beberapa detik kemudian Carlos berhenti dan menatap bengis Giana, mungkin karena emosinya pada Dares belum tersalurkan membuat Carlos mendorong kening Giana dengan telunjukknya sampai Giana mengaduh kesal.

Dan semua itu terbidik dalam sebuah kamera.

🍊🍊🍊

MPLS hari terakhir.

Inilah momen yang di tunggu-tunggu oleh beberapa siswa baru, termasuk Giana. Dimana masa berakhirnya bertemu kaum senior dengan sikap senioritasnya musnah!

Masa dimana mereka akan bebas dari perintah anggota OSIS dengan segala persyaratan konyolnya.

“Oke ini misi terakhir kalian sebelum resmi menjadi siswa-siswi SMA Galaksi.” Meira, sang wakil ketua osis menyuarakan misi terakhir pada peserta didik baru.

MASTERPIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang