Jangan pernah mengulangi kesalahan jika sudah ditoleransi, baiknya orang punya batas.
Bima Angkasa Anggareksa.
🍊🍊🍊
"Za, Giana kemana? Ke kamar mandi kok nggak balik-balik?"
Diza menatap Yura malas. "Cari aja sendiri."
Yura mencebik kesal dan memilih menghubungi Giana, dering ponsel terdengar membuat Yura mencari sumber suara dan menemukan ponsel Giana di dalam loker. "Dasar."
Diza menatap Dares tanpa minat, cowok disebelahnya ini benar-benar aneh. Diza berniat untuk keluar kelas namun bunyi bel masuk baru saja terdengar membuatnya urung beranjak dari duduknya.
"Diza, tadi Giana ada di deket gue?"
Diza mengangguk malas dan detik berikutnya tersentak kaget sebab Dares secara tiba-tiba berdiri hingga kursi yang cowok itu duduki berderit.
"Bisa bantu gue kabur dari sekolah?"
Untuk pertama kali Diza melongo melihat wajah serius Dares, terlebih Dares yang selama ini disiplin dan anti nakal mendadak meminta bantuannya untuk membolos.
Membolos?!
🍊🍊🍊
Genta mengeliat dan melihat jam dinding di ruang uks menunjukkan pukul 2 siang. Cowok itu duduk untuk sekedar mengumpulkan nyawa, ini artinya ia sudah dua jam tidur di uks. Genta berjalan sambil merapikan seragamnya.
Sampai di depan kelas cowok itu mengetuk pintu.
"Dari mana saja kamu?"
Genta memasang wajah lesu dan berdeham, "Saya baru aja istirahat di uks bu, agak meriang."
Guru yang mengajar pun dengan mudahnya percaya pada alasan Genta sebab akting Genta sangat bagus, apalagi di dukung suara pura-pura serak. Setelah mendapatkan sedikit wejangan akhirnya Genta di persilahkan duduk.
"Kelakuan lo, Ta. Belum satu semester jadi murid baru udah keliatan banget bibit-bibit fuceknya."
Genta menanggapi celetukkan Sakti dengan menyengir dan duduk.
"Oiya, dari tadi hp lo geter mulu, lo habis istirahat pertama bolos, habis istrahat kedua malah bobo gemes di uks. Enak bener hidup lo."
Genta terkekeh sambil merogoh lokernya untuk mencari ponselnya. "Hidup itu dibikin santai aja, bro."
Genta masih terkekeh melihat respon Sakti yang mendadak ingin muntah mendengar penuturannya. Genta sadar bahwa perkataannya barusan berbanding terbalik dengan Sakti yang kadang kala masih panik menghadapi situasi apapun terlepas dari bagaimana pintarnya cowok itu berpura-pura bersikap tenang.
Wajah Genta yang konyol perlahan berubah menjadi serius membuat Sakti mengintip layar ponsel Genta namun kalah cepat karena Genta sudah berlari keluar kelas. Teriakan guru yang mengajar dan teriakan Sakti pun menggema di seluruh ruangan kelas, bahkan sampai membuat Fariz dan Ajin terlonjak dari tidurnya.
🍊🍊🍊
Giana membantu Bima yang sempat kualahan membalas pukulan Roy, cewek itu bahkan mendapatkan bogeman mentah beberapa kali dari Roy. Suara sirine terdengar nyaring membuat Roy yang terkapar di ubin lekas berdiri dan kabur. Giana membantu Bima, menyenderkan cowok yang terkulai lemas itu pada sofa.
"Lo nggak usah banyak gerak, lo bonyok!"
Giana mengejar Roy yang berlari dengan susah payah, merasa akan kalah, Giana berhenti dan meraih pot kaktus milik Dares di depan rumah dan melemparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...