HARI INI UPDATENYA UDAH KAYAK JADWAL MAKAN AJA, SEHARI TIGA KALI HAHAHHA...
MENURUT KALIAN BIKIN SPIN OFF GENTA ASIK GAK YA?
🍊🍊🍊
Saat kamu sedang berjuang, kamu harus bersandar pada orang lain dan jangan malu. Begitu yang benar.
Bima Angkasa Anggareksa.
🍊🍊🍊
Giana meraih ponselnya yang sendari tadi mengusiknya, alunan nada alarm membuat Giana menggeliat. Pukul empat pagi cewek itu berjalan menuju kamar mandi dengan masih terpejam.
DUG.
"Aduh!"
Giana meringis kala tulang keringnya menabrak closet duduk, dengan sedikit meringis ia memulai ritual mandinya. Usai mandi Giana mengenakan seragam dan bersolek tipis kemudian membawa ranselnya ke meja makan.
Kaki Giana berjalan menuju kulkas untuk mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak dan menyiapkannya. Mungkin, karena masih ngantuk membuat panci yang cewek itu pegang jatuh. Giana terkejut namun kembali biasa saja dan berjongkok untuk meraih gagang panci namun ia malah melihat ada tiga pasang kaki di depannya.
Dengan takut Giana mendongak dramatis dan melihat Bima, Genta dan satu cowok –yang Giana tidak tahu siapa itu— memasang wajah garang serta masing-masing membawa senjata. Bima dengan toples kripik, Genta dengan remot tv dan cowok di sebelah Bima membawa bantal sofa.
"ASTAGA GIA! GUE KIRA MALING!" Teriak Genta, menurunkan remot tv yang sudah siap dilayangkan padanya tadi diikuti Bima dan cowok itu –menurunkan toples dan bantal sofa.
"Kenapa lo disini?" tanya Giana sensi, bahkan cewek itu menodongkan panci ke arah Bima.
"Gue Sakti."
Giana terdiam sejenak lalu membulatkan mulutnya sambil mengangguk-anggukkan kepala. Giana lupa kalau Sakti ini kembaran Bima sekaligus teman Genta. Tunggu! Tapi kenapa dia disini?
Giana yang baru saja menurunkan pancinya kembali menodongkan kepada ketiga cowok di depannya. "Kalian bertiga baru pulang ya? Kemana? Hah?!" cerocosnya seperti ibu-ibu.
Cowok yang tidak Giana kenal menurunkan panci yang Giana todongkan. "Kita habis balapan—"
"APA?!"
Setelah keterkejutan Giana, kini tiga cowok itu berakhir disidang oleh Giana di meja makan. Mereka tidak fokus dengan omelan Giana melainkan tergiur dengan nasi goreng seafood yang dihidangkan di atas meja. Bahkan ketiganya bersamaan menatap nasi goreng tersebut.
Merasa diabaikan Giana mengamati ketiga cowok yang ternyata memandang nasi goreng di meja dengan pandangan menggiurkan. Cewek itu menghela napas dan menggebrak meja makan membuat ketiga cowok tersebut langsung mengalihkan pandangannya.
"Besok lagi, kalo mau balapan ngomong!"
"Mau ikut?" tanya Sakti namun mendapat rasa ngilu di kakinya karena tendangan Genta.
Giana menunjuk Genta, "Sampe lo ulangi lagi dan pulang babak belur kayak gini. Gue pastiin lo disidang mama sama papa." Ancamnya pada Genta.
Giana menunjuk Sakti. "Dan elo!" serunya sengit. "Jangan ajakin Genta balapan terus!"
"Terakhir lo—"
"Ajin, nama gue Ajin." Potong Ajin, merasa perlu mengenalkan namanya.
"Dan lo Ajin," telunjuk Giana mendekat, seolah akan mencolok mata Ajin. "Jangan suka minum alkohol, badan lo bau! Sampe lo ajak Genta mabok, gue pastiin lo mabok sama air kloset!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...