AKU TUH KALO LIAT VOTE DAN KOMEN BOMBASTIS KALIAN JADI SEMANGAT POL, APALAGI KALO PEMBACA GELAP PADA BERANI NONGOL DENGAN VOTE.
KOMEN DAN DM KALIAN AKU KABULKAN. MALAM INI AKU BERJUANG MEMUNCULKAN IMAJINASIKU HAHAHA.
BTW INI 2000+ KATA, UDAH MALEM HATI HATI NGANTUK. HAPPY READING. GOOD NIGHT.
VOTE NYA PLEASE! MASA KOMEN DOANG YANG MELEDAK HIHI...
🍊🍊🍊
Tidak semua masalah harus dibagi meskipun kamu teman dekat dan teman terbaikku. Setiap individu pasti mencoba menyelesaikannya sendiri dan aku tidak mau mengorbankan kamu lagi.
Dares Azri Abiputra.
🍊🍊🍊
Bima baru saja memarkirkan mobilnya dan Giana keluar dari mobil Bima diikuti Dares. Mereka bertiga menjadi sorotan beberapa siswa siswi yang lewat termasuk Juan dan Gerhan yang memeperlambat langkahnya menghampiri Bima.
Dares langsung berlari meninggalkan Giana setelah melihat ponselnya membuat Giana berteriak kesal karena ditinggalkan begitu saja. Giana menoleh sekilas melihat Bima dan bersiap lari, ia sudah mengumpulkan kecepatan lari.
Sayang, Bima menarik tudung hoodienya hingga rasanya percuma memberontak kabur.
"Lo ingat kata Genta, kan?"
Giana mendengus kasar. "Iya." Balasnya sedikit sewot.
Giana menatap kepergian Dares, cowok itu beberapa kali berhenti untuk menghindari kontak fisik dengan siswa-siswi yang ramai melewati koridor kemudian berlari lagi dan seterusnya berulang seperti itu.
Hari ini Dares terlihat mencurigakan, Dares berkali-kali menatap ponselnya disela berlari. Selain Dares ada satu lagi manusia aneh yang menyebalkan, dia Genta. Abangnya itu dengan gamblang menitipkan Giana pada Bima sebelum berangkat sekolah tadi.
"Bim."
Giana menoleh sengit ke arah Juan tetapi Juan malah tersenyum manis padanya. Oh, Giana sendari dulu memang membenci Juan, tercatat bahkan di hari pertama mos dulu.
"Pagi, Giana."
Giana menatap ke seseorang yang menyapanya –cowok disebelah Juan— dengan rekahan senyum yang menggembang begitu saja. "Pagi juga kak Gerhan." Balasnya riang.
Juan melirik Bima yang tiba-tiba mimik wajahnya berubah menjadi sebal, bahkan cowok itu sampai mendengus kasar dan menyentakkan tudung hoodie Giana.
***
Dares membaca pesan yang baru saja masuk, tiba-tiba keringat dingin menyergap dan tak lama kemudian Dares panik ditempatnya. Diza mengangkat pandangannya dengan wajah mengantuk, Dares terlalu bising dan terus bergerak gelisah membuat Diza yang tadinya tidur sambil menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan di atas meja terganggu.
"Lo kenapa?" tanya Diza dengan suara parau khas bangun tidur.
Dares menoleh kaget membuat Diza mengeryit heran. Perlahan Dares menggeleng kaku dan kembali melihat layar ponselnya. Mengabaikan rasa penasarannya, Diza kembali menelungkupkan wajahnya. Sayang, belum genap sepuluh detik ia merasakan ngilu di kepalanya berkat Giana yang duduk di sampingnya melemparkan buku paket dengan tebal yang lumayan.
"Tuker tempat." Bisiknya.
Diza mengangguk dan bertukar tempat dengan Giana. Cewek itu mengabaikan Diza yang menganggunya. "Gi, hp gue di loker." Geramnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERPIECE
Teen FictionS I N O P S I S Giana Afsheen Leteshia. Yang paling favorit buat Gia masih mangga Pak Mamad. Dia nggak suka orang lain ganggu produktivitasnya. Bagi Giana, punya keluarga yang asik dan Dares udah lebih dari cukup. Tapi sejak masuk SMA, Giana mulai...