SALAH MENILAI

70 18 12
                                    

Kata orang bijak, jangan menilai orang dari covernya.

Giana Afsheen Leteshia.

🍊🍊🍊

Perlahan tapi pasti, Giana mulai mengenal Sandra dan kepribadian cewek itu. Awalnya Giana tidak suka dengan Sandra karena berhasil mendapatkan perhatian Gerhan padahal Gerhan baru saja akan Giana masukkan dalam daftar kesayangannya.

Sayangnya hal itu tidak bisa Giana lakukan, bahkan untuk semakin membenci Sandra karena cewek itu terus saja menunjukkan kepribadian baik dan anggun, bahkan Sandra tidak pernah membalas tatapan tidak sukanya –meskipun tidak Giana tunjukkan secara jelas— dengan respon yang buruk. Seperti sekarang ini, Sandra sedang membantunya mengobati luka lecet yang ia dapatkan karena terjerembab tadi.

Pagi tadi, Giana yang baru saja datang ke sekolah langsung berusaha bersembunyi karena Sandra datang bersama Gerhan. Naik motor berdua, bayangkan! IRI IRI IRI!

Ketika Gerhan meninggalkan Sandra di parkiran begitu saja membuat Giana sedikit tersenyum senang, setidaknya Gerhan tidak menunjukkan kemanisan-nya pada Sandra, bisa saja Giana cemburu buta. Dan kebodohan yang Giana lakukan sebagai bentuk rasa senangnya adalah berjingkrak senang dan berakhir menginjak tali sepatunya yang entah sejak kapan sudah terlepas.

"Sudah selesai."

Giana tersadar dan mengamati Sandra yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya untuk mengobati lukanya. Dengan membalas senyuman ramah Sandra Giana turun dari ranjang uks.

"Nggak mau istirahat aja di UKS?" tanya Sandra.

Benar juga, hari ini pelajaran sejarah, tugasnya harus menyajikan hasil resume kerajaan Singasari dan Giana belum mengerjakannya. Tapi, bagaimana izinnya?

"Mau gue izinin?" tawar Sandra, seolah mengerti kebingungan Giana.

Dengan raut tidak enak Giana mengangguk. "Maaf, kak— ehh Sandra," ralarya sambil meringis. "Jadi ngerepotin." Uhh! Canggung banget!

Sandra terkekeh ringan, "Santai, Gi. Ini udah hampir sebulan loh, lo masih canggung banget sama gue." Memang benar apa yang dikatakan Sandra. "Ada yang bikin nggak nyaman dari gue? lo keganggu mungkin sama kehadiran gue?" tanyanya, berniat memperbaiki hubungan dengan Giana agar lebih dekat.

Giana kontan menggeleng cepat, sebenarnya ada yang menganggu Giana tapi tidak mungkin kan mengatakan hal tersebut. "Enggak, kok. Gue emang susah berbaur sama orang baru." Kilahnya, padahal Giana tidak begitu.

Sandra mengangguk paham, "Kalo gitu gue pamit ke kelas gue dulu, mau izin juga. Terus baru ke kelas lo, see ya!"

Giana melongo di tempatnya, bukan karena Sandra yang tiba-tiba berseru seperti itu tanpa menunggu jawabannya melainkan satu hal yang akan menyelimuti keadaan selanjutnya. Caggung bersama Sandra yang ikut-ikutan izin.

🍊🍊🍊

Sandra mengetuk beberapa kali pintu kelasnya sampai akhirnya ia diperbolehkan masuk oleh guru yang mengajar di kelas itu. Sandra terlibat perbincangan sekilas dan kembali ke bangkunya dengan tersenyum senang membuat Gerhan yang menjadi teman bangkunya keheranan, begitu pula Juan.

"Kenapa?" tanya Gerhan.

"Mau izin, jagain Giana di uks," jawabnya.

"Kenapa Gia?"

"Tadi jatuh, aku obatin lukanya terus aku suruh istirahat di uks."

"Kenapa kamu yang izin jagain Gia? Nggak ada anak pmr atau dokter uks?"

MASTERPIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang