BERUSAHA PDKT?

122 31 15
                                    

Hati-hati dengan hati.

Juan Hadisyahputra Pramudya.

🍊🍊🍊

Yura duduk di kantin bersama dengan Giana, mereka hanya berdua sebab Diza tidak masuk sekolah dan Dares tengah menghadap walikelasnya.

"Gimana lo sama kak Gerhan?" tanya Yura memulai percakapan.

Giana yang menyeruput mienya langsung terhenti sambil menaikkan satu alisnya menatap Yura seolah melemparkan pertanyaan "maksud lo?"

Yura mendengus kasar. "Selama ini gue bantu lo pdkt sama kak Gerhan tapi kok malah gue lihat lo malah sering sama kak Bima, sih? Jangan-jangan kak Gerhan cuman alasan lo aja biar deket sama kak Bima..."

Mie yang mengantung itu langsung jatuh kembali ke mangkuk Giana membuat Yura memasang mimik wajah jijik. "Jorok lo." Hardiknya.

Giana langsung mengusap mulutnya, oke sekarang nafsu makan Giana langsung hilang. Cewek itu mencondongkan tubuhnya ke arah Yura membuat Yura sedikit mundur.

"Gue kasih tau ya, tapi lo jangan teriak."

Yura mengangguk kikuk.

"Gue nih nggak pernah demen sama Bima, karena apa?" bisiknya. "Karena gue rasa Bima bukan tipe gue, malah lo pikir deh, jangan-jangan Bima kali yang suka sama gue, lihat aja hampir tiap hari dia nyamperin gue dengan dalih apapun, bener nggak?"

Prasangka Giana barusan membuat Yura terdiam lalu mendorong kening Giana sampai Giana kembali ke posisi duduk seraya mengusap keningnya. "Lo jangan kepedean juga kali, Gi. Mana mungkin kak Bima suka sama cewek bar-bar kayak lo?"

Giana mendengus tapi kemudian mengangguk setuju, iya juga ya, siapa yang suka pada cewek bar-bar seperti dirinya? Giana terkekeh dan kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bener lo, Ra. Mana mungkin Bima suka sama cewek kayak gue..."

Dan keduanya langsung terbahak entah apa yang lucu sampai akhirnya sebuah suara membuat mereka terdiam.

"Kalo emang Bima suka sama lo gimana?"

Giana dan Yura kontan menoleh ke samping dan melihat Juan dengan susu kotak menatap santai. "Gue tanya sekali lagi, kalo emang Bima suka sama lo gimana?" tanyanya pada Giana.

Entah mengapa Giana merasa lidahnya kelu menjawab pertanyaan Juan. Juan tersenyum miring melihat respon Giana.

"Nggak mungkin, sih, kak. Masa kak Bima sauka sama Giana?" sahut Yura, mengalihkan perhatian Juan dan Giana. "Tipe kak Bima itu bertolak belakang dengan Giana." Tambahnya dengan tegas.

Giana?

Cewek itu mengerjap beberapa kali dan mengangguk ragu?

"Oh, ya?" tanya Juan pada Yura. "Memangnya lo tahu apa tentang tipe Bima? Memangnya sedekat apa lo sama Bima sampai tahu tentang tipe cewek Bima?"

Yura merasa Juan tengah memercikkan api padanya. Entah benar atau tidak, Yura merasa Juan seolah menyikapinya dengan berbeda kali ini.

"Aku sering ngobrol sama kak Bima, aku juga terkadang pulang di antar sama kak Bima." Yura tersenyum. "Kita berdua sering curhat sampai ungkapin tipe pasangan yang kita berdua harapkan."

Juan mengangguk dengan wajah sedikit tidak percaya. Di sisi lain Giana menangkap aura berbeda ketika Juan dan Yura kini saling tatap. Giana bukan tipe orang yang mampu menafsirkan ekspresi seseorang jadi yang terlontar selanjutnya adalah, "Kalian berdua saling suka?"

MASTERPIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang