Dark Romance (18+)
"Ketua geng memiliki kutukan dimana setiap orang yang terlibat denganmu, akan ikut hancur bersamamu. Jika kau mencintainya, kau harus membiarkannya hidup tanpamu."
Selama hidupnya, Thunder memegang teguh prinsip untuk menjauhi ora...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Mana yang kau pilih, menjadi perawan seumur hidup atau janda lima anak?"
"What?" Iris membulatkan matanya mendengar pertanyaan Lexi yang dilayangkan secara tiba-tiba. "Dari mana asalnya pertanyaan itu?" sambungnya.
"Entah, otakku suka berpikir acak dan pertanyaan itu datang begitu saja." Jawab Lexi sebelum mengisi mulutnya dengan pancakes cokelat yang Iris buat pagi tadi di asrama.
Kini mereka sedang menghabiskan waktu makan siang di taman depan gedung kampus, angin sepoi meniup rambut keduanya yang tergerai panjang. Beberapa daun kering pohon Quercusimbricaria jatuh bergiliran ke atas rumput hijau yang sedang mereka tempati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, apa jawabanmu?" Tanya Lexi lagi.
Iris mengangkat bahunya sekilas, "aku tidak tahu. Dua-duanya terdengar mengerikan. Pertama, menjadi perawan sangat mengenaskan. Kedua, memiliki 5 anak tanpa suami sangat merepotkan."
"Apa kau tidak suka anak-anak?"
"Tentu saja aku suka." Sahut Iris cepat, "hanya saja aku butuh bantuan suami untuk mengurus anakku nanti. Aku tidak ingin menjadi janda."
Lexi tertawa, "Oh ya, berbicara tentang suami. Apakah kau memiliki tipe idaman?"
Iris diam sebentar sebelum berujar, "kau jawab dulu."
"Well, aku harus memastikan dia tidak membuatku bosan saat bercinta karena kami akan menghabiskan sisa hidup bersama. Jadi, aku menginginkan pria jantan yang bergairah di atas kasur-"
"Oh my God!" Iris dengan cepat menutup telinganya rapat. Mata safir-nya membelalak lebar dengan wajah merona. Dia merasa belum pantas mendengar jawaban blak-blakan itu.
Lexi tertawa lagi, di matanya Iris begitu lucu. "Haha, ada apa denganmu? Yang benar saja, kau delapan belas tahun. Itu bukan sesuatu yang memalukan. Lagipula kita berdua perempuan."