Dark Romance (18+)
"Ketua geng memiliki kutukan dimana setiap orang yang terlibat denganmu, akan ikut hancur bersamamu. Jika kau mencintainya, kau harus membiarkannya hidup tanpamu."
Selama hidupnya, Thunder memegang teguh prinsip untuk menjauhi ora...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I raise my flag, dye my clothes
It's a revolution, I suppose
We're painted red to fit right in,
I'm breaking in, shaping up
Then checking out on the prison bus
This is it, the apocalypse
Radioactive- Imagine Dragons
Previously on Thunder ...
Scene 1
"Thunder, kau ... kau tidak seharusnya di sini," bisik Iris, lemah karena kelaparan dan kelelahan. "Mereka memiliki bom yang dipasang. Kau harus pergi sebelum terlambat."
Thunder tidak mendengarkannya. Dia mengangkat Iris dalam pelukannya, tubuhnya lemah dan rapuh, dan mulai membawanya keluar dari kamar. Ledakan itu menyebabkan kekacauan di gedung itu, dan mereka harus bergerak cepat sebelum tertangkap.
"Di mana bomnya?" tanya Thunder, suaranya rendah dan serius.
"Aku tidak tahu," jawab Iris. "Tapi Lexi bilang sudah dipasang dan akan meledak jika ada yang mencoba keluar."
Thunder tidak terlihat terpengaruh sama sekali. Dia terus membawa Iris turun tangga keluar dari rumah kumuh bertingkat itu, menghindari puing-puing dan tembakan dari tim kepolisian, geng Cerberus dan geng Griffin yang sedang perang senjata. Thunder tahu apa yang harus dilakukannya. Dia harus mengeluarkan Iris dari sana sebelum terlambat.
Scene 2
"Who the hell are you?" tanya Jacob, suaranya penuh kecurigaan. Entah mengapa, itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. Itu jelas pertanyaan konyol karena semua orang tahu bahwa dia adalah orang yang telah ditunggu di dalam rapat ini. Dia adalah Scar. Tapi, ada maksud lain dari pertanyaan Jacob. Dia yakin dengan instingnya bahwa pria itu menyembunyikan sesuatu dari balik topi itu.
Pria itu tidak langsung menjawab, dia menanggapi pertanyaan Jacob dengan tersenyum, senyuman miring yang berhasil membuat Jacob kesal. Jacob tidak pernah melihat pria ini sebelumnya, dan setengah wajahnya masih menjadi misteri karena tertutup bayangan topi, tapi senyuman itu tampak familiar dengan getaran yang sangat-sangat menyebalkan. Perasaan tidak nyaman di dada Jacob itu ingin meledak.
Jacob mencondongkan tubuhnya ke depan, mencoba melihat wajah orang tersebut di dalam ruangan yang redup. "Lepaskan topimu," katanya tegas, terdengar seperti perintah.
Orang itu diam sejenak sebelum mengangkat dagunya lebih tinggi dan melepas topinya, mengungkapkan wajahnya. Mata Jacob seketika membesar kaget.
"Long time no see, Jacob." Akhirnya, pria itu mengeluarkan kalimat. Semua orang di dalam ruangan itu tercengang dengan wajah dan suaranya. Mata mereka terbelalak lebar.