Dark Romance (18+)
"Ketua geng memiliki kutukan dimana setiap orang yang terlibat denganmu, akan ikut hancur bersamamu. Jika kau mencintainya, kau harus membiarkannya hidup tanpamu."
Selama hidupnya, Thunder memegang teguh prinsip untuk menjauhi ora...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Bro, katakan padaku, kau menyukai wanita atau pria?" Axton melemparkan pertanyaan pada Thunder yang langsung disambut dengan alis bertautan oleh pria itu. "Maksudku, kau tidak pernah mengajak kencan seseorang."
"Dia homo, Ax. Masa kau tidak tahu sih? Aku tidur dengannya semalam." Jeff yang menjawab pertanyaan pria bertopi biru itu sambil mengunyah makanan ringan yang pelastiknya sangat berisik.
"Wow, kalau begitu kau sangat cocok dengan Jacob, Thunder." Ujar Axton lagi, "Okay, bagaimana kalau kita ubah rencananya, kau menggoda Jacob saja, jangan Krystal."
Ptak!
Bunyi itu berasal dari pukulan tangan Thunder di kepala Axton, menghentikan gurauan pria itu yang sama sekali tidak lucu.
"Aw sial!" Axton meringis mengelus kepalanya yang panas.
"Tapi apa yang dikatakan Axton benar, Thunder. Mengapa kau tidak pernah mencoba memiliki pacar?" Kali ini Dizon yang bertanya.
Thunder masih diam. Sama sekali tidak berniat menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu. Karena berhubungan dengan sesuatu yang tidak akan dia utarakan pada siapapun.
"Guys, guys... Iris telah keluar." Axton mengalihkan pembicaraan mereka dengan menunjuk seorang wanita berambut merah tergerai panjang yang baru saja keluar dari kelas sambil menenteng tasnya.
Perhatian Thunder langsung tertuju ke arah sana. Dari tempat mereka yang sedang duduk di tangga kampus, Thunder bisa memerhatikan Iris yang sedang memeluk banyak buku sambil berjalan dengan menunduk di koridor. Banyak pria yang menawarkan bantuan untuk mengangkat buku itu tapi Iris menolak mereka semua.
Sudah hampir satu minggu berlalu sejak Thunder memutuskan untuk berbicara dengan Iris untuk pertama kalinya. Setelah itu tidak ada lagi pertemuan di antara mereka karena Iris mengikuti ancaman Thunder untuk tidak memakai tudung merah di kampus. Tapi ternyata semua tidak berjalan sesuai rencana, bukannya terhindar dari pusat perhatian, wanita itu justru semakin menjadi sorotan. Karena wajahnya yang sialan memesona untuk disia-siakan. Bahkan Thunder sendiri mengakui kecantikan wanita itu di dalam hati.
"Thunder, sampai kapan kita harus mengawasinya dari jauh?" Sean bertanya, sambil melepaskan salah satu earphone yang ada di telinganya.
"Sungguh, aku tidak tahan lagi ingin berbicara dengannya. Bagaimana jika kita mendekatinya saja? Menyuruhnya untuk tinggal di markas?"
Dengan gerakan cepat, Thunder langsung meraih kerah baju Jeff dan menatap pria itu tajam, "aku akan membunuhmu jika kau melakukan itu!"
"Thunder benar. Mendekati Iris secara terang-terangan hanya akan menimbulkan masalah baru. Kita belum tahu di mana Roger bersembunyi, dan kita juga tidak tahu rencana apa yang sedang Jacob susun bersama Griffin. Jadi jangan gegabah." Ujar Dizon. Thunder bersyukur tidak semua temannya berotak dangkal.