Dark Romance (18+)
"Ketua geng memiliki kutukan dimana setiap orang yang terlibat denganmu, akan ikut hancur bersamamu. Jika kau mencintainya, kau harus membiarkannya hidup tanpamu."
Selama hidupnya, Thunder memegang teguh prinsip untuk menjauhi ora...
Sebelum masuk ke isi cerita, aku mau ngasih tau ke kalian kalau mulai hari ini aku bakal bikin jadwal update untuk Thunder dan Crossover. Aku bakal update cerita 2 kali dalam seminggu. Cerita Thunder akan update Malam Kamis sementara Crossover akan update Malam Minggu.
Selain jadwal, aku juga tetep bakal ngasih target vote. Target vote ini untuk memberikan pembaca kesempatan kalau mau update lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Misal, aku update hari ini, kalau target votenye terpenuhi besok, berarti aku update besok lagi tanpa harus tunggu minggu depan. Tapi kalau targetnya tidak terpenuhi, berarti kalian tunggu sesuai jadwal. Tenang aja, aku akan tetap update setiap Malam Kamis walaupun target votenya tidak terpenuhi ;)
2,7 vote di part ini untuk update cepat.
Happy Reading!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Previously on Thunder ...
Jacob tertawa, di saat dia merasa tidak ada jalan untuk menaklukan Cerberus orang ini datang memberikannya petunjuk tentang apa yang harus dilakukan.
"Kemampuan Ayah Dylan dalam menembak memang tidak bisa diragukan. Sepertinya kita harus membebaskan anaknya dari penjara."
"Aku setuju. Dan aku juga baru saja mendapatkan informasi kalau Thunder ke California mengunjungi adik perempuannya bersama Iris."
"Maksudmu Anna? Bukankah wanita itu kembali ke Indonesia?"
"Tidak. Anna berkuliah di Stanford."
"Wow... Aku tidak percaya Cerberus berhasil mengelabuiku." Tawa sinis di wajah Jacob masih belum hilang, "Aku baru saja berniat akan menghabisi wanita Asia itu dengan tanganku sendiri. Tapi sepertinya kita biarkan Dylan yang menuntaskan dendamnya."
"Jadi, kapan kita akan menjalankan misi selanjutnya?" Tanya orang itu.
"Lebih cepat, lebih baik. Aku harus segera menguasai Chicago sebelum si Scar sialan itu muncul di hadapanku menggagalkan semua rencanaku."
"Baiklah... kalau begitu aku akan terus mengintai si rambut merah."
---
"Yaampun, dia lucu sekali!!" Julia menjerit gemas saat mengeluarkan kelinci dari dalam kandang keranjang bawaan Iris. Wanita itu telah sampai beberapa menit lalu di Chicago dan sekarang sedang bersama Julia di dalam kamar mengemasi barang-barang.
"Dia masih kotor. Kita harus memandikannya dulu." Saran Iris ketika Julia berniat meletakkan kelinci itu ke atas tempat tidur tapi mengurungkannya.
Julia kemudian berpindah tempat ke kursi di depan meja belajar sembari memangku hewan berwana cokelat itu, "Di mana kau menemukan kelinci ini? Kau sudah memberikannya nama?" tanyanya.