24

31.2K 4.6K 1.4K
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ketika Thunder bangun di pagi hari, hal pertama yang muncul di benaknya adalah betapa nyenyak tidurnya - terlelap tanpa mimpi seperti kemarin dan kemarin. Ini adalah ketiga kalinya dia menghabiskan malam di dalam selimut yang sama dengan Iris, dan semakin hari terasa semakin menyenangkan.

Saat ini gadis itu masih terlelap di atas dada Thunder. Dengan napas yang bergerak teratur dan kedua tangan yang memeluk perutnya. Sulit bagi Thunder saat dia harus berhenti berimajinasi liar sementara gadis itu sedang terpelungkup di atasnya tanpa mengenakan bra. Dua malam menghabiskan waktu bersama Iris membuatnya paham jika gadis itu tidak bisa tidur memakai benda menyesakkan itu.

Namun, seberapa besarpun gairah yang tertanam di dalam diri Thunder, pria itu masih waras untuk tidak menyentuh Iris dalam keadaan tidak sadarkan diri. Demi Tuhan, dia masih tidur!

Lagipula, mereka masih memiliki banyak waktu. Iris kini telah menjadi miliknya dan bahkan gadis itupun mengetahui jika mereka memiliki hubungan, yang cepat atau lambat pasti akan masuk ke tahap yang lebih intim. Oh, Thunder tidak sabar menanti hari itu. Hari di mana Iris merelakan dirinya menjadi milik Thunder sepenuhnya.

Thunder mengelus rambut strawberry Iris yang panjang dan selembut sutera. Menunggu gadis itu bangun dengan memerhatikan wajah lugunya yang bersinar. Padahal biasanya, Iris yang lebih dulu bangun dan mengusili Thunder dengan mencubit-cubit pipi dan hidungnya. Mungkin karena tadi malam dia sangat kelelahan dia jadi kesiangan hari ini.

Matahari telah terbit sedari tadi. Waktu bahkan telah menunjukkan pukul 10 pagi dari arlogi yang melingkar di pergelangan tangan Thunder. Karena terlalu mengantuk tadi malam, dia sampai lupa melepaskan benda itu. Dan sekarang Thunder melepaskannya - menyimpannya di atas nakas samping tempat tidur.

Tanpa sadar gerakan sederhana itu membangunkan Iris. Pelan-pelan gadis itu membuka kelopak mata menampakkan iris birunya yang terang.

"Vince?" Panggil Iris, suaranya serak khas bangun tidur. Dia mengucek matanya.

"Ya?" Sahut Thunder dengan menunduk, menatap gadisnya yang masih setia di atas dadanya. "Tidur nyenyak?"

Iris mengangguk, "kamar ini sangat nyaman. Aku sampai tidak sadar sudah pagi. Jam berapa sekarang?"

"Sepuluh."

"Sepuluh?" Ulang Iris. Mata birunya terbuka sedikit lebar. "Tapi kenapa tidak ada sinar matahari- oh ya, tertutup pohon-pohon." Matanya teralihkan pada jendela kaca bening yang menampakkan hutan rindang.

Di luar sana, tidak ada sedikit saja cahaya matahari yang masuk menembus kamar mereka, membuat Iris mengira bahwa waktu masih pukul 7 pagi.

THUNDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang