Dark Romance (18+)
"Ketua geng memiliki kutukan dimana setiap orang yang terlibat denganmu, akan ikut hancur bersamamu. Jika kau mencintainya, kau harus membiarkannya hidup tanpamu."
Selama hidupnya, Thunder memegang teguh prinsip untuk menjauhi ora...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Udara pagi itu sejuk dan menenangkan. Suara lembut aliran sungai memenuhi udara. Kicauan burung mengisi kekosongan langit bersama cahaya matahari yang mulai mengintip dari atap mobil yang terbuka. Iris yang masih menutup mata pelan-pelan terjaga, dia menguap menepis kantuk yang melekat.
Selesai menguap, Iris langsung tersenyum begitu mendapati Thunder masih tertidur pulas di sampingnya, memeluk erat lehernya. Jarak wajah mereka tidak begitu jauh membuat Iris dapat merasakan napas hangat pria itu menyapu pipinya. Oh Tuhan, Iris tidak percaya melihat pemandangan ini saat bangun tidur.
Ini pertama kalinya Iris berbaring dengan Thunder di atas tempat tidur yang sama. Padahal sebelum ini, pria itu selalu menjaga jarak jika mereka akan tidur.
Iris meneliti wajah polos pria itu yang masih menutup mata. Thunder memiliki wajah mempesona yang dilengkapi dengan rahang kokoh. Bibir sexy tebal dan dagu terbelah milik pria itu selalu menarik perhatian Iris. Terlebih lagi saat mengingat bibir itu telah mendarat di bibirnya. Oh, wajah Iris memerah, mengingat kejadian panas tadi malam.
Sampai saat ini Iris tidak bisa melupakan setiap detail hal yang mereka lakukan. Bagaimana lidah pria itu menggelitik mulutnya, dan menuntun Iris untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana tangan perkasa Thunder menjelajahi setiap inci tubuhnya dan masuk pada area yang paling Iris jaga, cairannya keluar karena tangan nakal itu. Ya Tuhan, itu sangat erotis dan kotor, tapi juga menyenangkan di saat yang bersamaan. Iris tidak pernah merasa bergairah dan nakal sekaligus lega dan bebas seperti tadi malam. Itu perasaan baru yang menegangkan yang Vincenya berikan untuknya.
Saat tangan Iris mulai menyentuh hidung mancung Thunder, dengan jail Iris menariknya cukup kuat hingga pria itu tanpa sadar meringis dengan mata tertutup. Iris terkekeh, ia lalu menepuk-nepuk pipi Thunder lembut.
"Vince... Sudah pagi." Gumam Iris pelan.
Thunder mengeram, ia menarik pinggang kecil Iris, memeluknya erat agar tubuh mereka semakin menyatu rapat lalu menempelkan kepalanya di ceruk leher gadis itu. Menghirup aroma bunga mawar yang menenangkan sekaligus candu.
"Vince..."
"Sebentar lagi, little red..." Pinta Thunder dengan nada halus yang serak.
Iris menuruti, tangannya kemudian terangkat mengelus kepala pria itu yang ada di lehernya. Iris tidak pernah melihat Vince semanja ini. Padahal biasanya Iris yang menempel tidak ingin lepas darinya.
"Jam berapa sekarang?" Suara berat Thunder yang berada di samping telinga Iris kembali terdengar.
Tanpa melepaskan penyatuan tubuh mereka, tangan kanan Iris bergerak di belakang di atas selimut, mencari benda pipih itu sampai dapat. Dia lalu menyalakan dan melihat layarnya.