32

22.1K 2.6K 335
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Previously on Thunder ...

"Tadi Dizon menelpon, katanya Iris pergi ke kampus."

Detik itu juga Thunder terbelalak. "Sialan!" Dia langsung membuang cambuk di tangannya dan mengambil kunci mobilnya. "Jaga bajingan itu! Dan Sean, ikut denganku!" Titah Thunder dan tanpa aba-aba langsung naik ke dalam mobil.

Sial! Karena terlalu fokus pada informasi Griffin, Thunder sampai lupa memperingati Iris untuk tidak keluar dari rumah. Lingkungan kampus sangat berbahaya, dia tidak bisa mengetahui siapa yang berada di pihak Griffin dengan banyaknya manusia di sana. Terlebih lagi, Thunder mencurigai Jim. Iris tidak boleh bertemu bajingan itu.

"Hubungi Helena! Katakan pada wanita itu untuk membawa Iris keluar dari kampus!" Titah Thunder pada Sean.

Lokasi mereka saat ini cukup jauh dari kampus, Thunder tidak yakin dia bisa sampai ke Universitas Chicago lebih dulu sebelum Griffin melakukan sesuatu pada Iris.

---

Suasana markas Griffin tidak pernah sepi, setiap hari selalu ada anggota geng yang datang menghabiskan waktu seharian penuh di sana. Bermain billiard, taruhan dan bahkan mabuk-mabukkan. Tapi, seramai apapun tempat itu, tampaknya tidak membuat pria itu terhibur. Sebaliknya, dia mengunci dirinya sendiri di dalam ruangan bawah tanah yang kini telah menjadi kamar barunya dan menghabiskan waktu seharian penuh menatap foto seorang gadis Asia yang tersenyum lebar di tangannya.

"Dylan!" Jacob memanggil dari arah luar. Lalu pintu kamar terbuka dan tubuh pria itu muncul dari sana. "What the hell, man? Aku mengeluarkanmu dari tahanan agar kau bisa bebas. Tapi sebaliknya kau mengurung diri di bawah sini. Bergabunglah dengan angggota yang lain."

Dylan dengan ujung mata birunya menatap Jacob tajam. Ekspresi datar dan rambut gelapnya yang agak panjang seperti menguarkan aura dingin dari tubuhnya. Dia terganggu dengan kedatangan Jacob.

Sejak dulu, Jacob tidak banyak berinteraksi dengan Dylan, karena pria itu jarang berbicara. Tapi, dia bisa merasakan kalau sikap pria itu jauh lebih kaku dari dua tahun yang lalu. Hidupnya seperti tidak bergairah.

"Pergi!" Satu kata keluar dari bibir Dylan. Dia mengatakan itu tanpa ekspresi. 

"Aku tidak akan keluar sebelum kita berbicara." Jacob berujar lagi. Dia melangkah melewati pintu masuk lalu berdiri di depan Dylan menyandarkan punggungnya ke dinding batu yang dingin, sedingin pemilik kamar itu.

Dengan posisi mereka yang tidak terlalu jauh, Jacob sekilas dapat melihat sebuah gambar di dalam bingkai foto yang dipegang oleh Dylan. Tapi dia tidak dapat memastikan entah itu Irene atau Anna.

Dylan membalikkan bingkai fotonya dan meletkkannya di atas bantal. Kemudian memfokuskan perhatiannya sepenuhnya pada Jacob. 

Jacob mulai berbicara dan langsung ke intinya karena Dylan tidak suka berbasa-basi, "Seperti yang kau tahu, sekarang aku adalah ketua Griffin yang baru-" 

THUNDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang