10

26.1K 3.6K 600
                                    

Playlist : Imagine Dragons - It's Time

Sebelum kalian bingung baca part ini, aku mau ngasih tahu kalau Aric itu adalah Rogers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum kalian bingung baca part ini, aku mau ngasih tahu kalau Aric itu adalah Rogers. Karena part menceritakan dari sudut pandang Iris maka aku menulis nama Aric, bukan Roger. Karena Iris tidak tahu tentang identitas ayahnya sebagai Roger di geng Cerberus.

Jadi ini sama kayak Thunder (Vince). Thunder itu nama di dalam geng, sementara Vince itu identitas asli dari lahir.

•••

Iris pulang ke asrama pukul setengah 4 sore setelah menyelesaikan satu kelas terakhirnya. Dia telah memeriksa kondisi tubuhnya ke klinik kampus atas kejadian siang tadi, tapi syukurlah tidak ada luka dalam yang mengkhawatirkan, sikunya hanya sedikit lecet akibat terbentur di tanah.

Iris masih terbayang-bayang wajah Thunder, bagaimana pria itu begitu cepat menolongnya tanpa memedulikan resiko yang akan dia dapatkan. Terlambat satu detik saja, mereka berdua mungkin telah berakhir di rumah sakit saat ini.

Selain itu, yang membuat Iris tidak habis pikir kenyataan bahwa pria yang dia cap sebagai orang jahat itu tidak seburuk pandangannya selama ini. Namun begitu, pria itu tetap membingungkan, dia selalu melakukan sesuatu secara tiba-tiba sehingga membuat Iris tidak mengerti arti dari semua tindakannya.

Iris lelah. Memikirkan Thunder menguras banyak tenaganya. Setelah mencuci wajah, Iris ingin langsung berhambur ke tempat tidur untuk istirahat beberapa saat. Tapi belum lima menit menutup mata, ponsel di atas nakas dekat tempat tidur tiba-tiba berdering membuat wanita itu sontak meraihnya.

Mata Iris terbelalak lebar saat melihat nama Ayahnya tertera di sana. Itu benar-benar ayahnya. Setelah satu mingu lebih tidak ada kabar, Ayahnya akhirnya menghubunginya! Cepat-cepat Iris mengangkat panggilan itu.

"Daddy?!" Ada semangat yang membara dari nada suara Iris ketika memanggil ayahnya di seberang sana.

"Iris?" Suara Ayahnya menyahut, membuat senyum di wajah wanita itu kian merekah. "Kau di mana? Daddy sedang berada di depan asrama. Turunlah, aku merindukanmu."

Iris tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaannya sekarang. Dia sungguh sangat bahagia. Cepat-cepat dia beranjak dari kasur, mengunci kamar, dan berlari turun tangga menemui Ayahnya.

Kerinduan gadis itu terbayarkan saat dia melihat Aric berdiri di depan pintu asrama menunggu. Detik itu juga, Iris berhambur ke dalam pelukannya.

"Oh my God..." Lirih wanita itu di antara pelukan mereka, dia hampir menitihkan air mata saking bahagianya. "I miss you Daddy, so much..."

Aric membalas pelukan putrinya, menghirup farfum bunga segar yang sama seperti bau istrinya dulu, "I miss you too, honey." Setelah beberapa saat berpelukan, Iris melepaskan tangannya dan menatap wajah ayahnya yang kembali berkata,"Bagaimana keadaanmu?"

THUNDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang