Lo boleh mencintainya tapi jangan ambil dia dari tuhannya
~Bilqis***
"Mending lo tobat, Betha! Yang kita lakuin itu salah."
"Sejak kapan lo jadi sok suci gini? Basi tau gak!" bentak Sabetha.
"Gue sadar apa yang gue lakuin selama ini salah, cinta gak harus memiliki."
Sabetha menatap horor kakaknya. "Jadi lo nyerah?"
Samuel menatap Sabetha nyalang, ia tau sifat adiknya tidak akan pernah mundur sebelum ia mendapatkan apa yang dia mau.
"Lo jangan ganggu mereka lagi," peringat Samuel.
Sabetha tersenyum smirk. "Siapa lo berhak ngelarang gue? Kali ini gue akan bergerak sendiri, kalo lo berani ngerusak rencana gue siap-siap aja lo membusuk di penjara ini!"
Samuel tidak peduli dengan dirinya yang akan lama di tahan di penjara, ia hanya mengkhawatirkan keselamatan gadis yang ja cintai.
"Jangan ganggu mereka lagi, Betha!" teriak Samuel yang tidak didengarkan gadis itu sama sekali.
Samuel harus bergerak cepat untuk melindungi Bilqis dan Bryan, ia yakin adiknya itu akan berbuat hal nekat.
Samuel menghampiri polisi yang berjaga disana. "Pak, saya boleh pinjam handphone?"
"Buat apa? Sana masuk kembali ke sel," usir polisi itu.
"Sebentar aja, Pak, ini penting," mohon Samuel.
Samuel terus memohon sampai polisi itu meminjamkan ponselnya. Samuel yang hapal nomor Bilqis langsung menelpon gadis itu, tetapi tidak ada jawaban.
"Handphone-nya gak aktif," gumam Samuel. Ia juga mengirimkan beberapa pesan pada gadis itu.
Samuel mencari ide untuk memberitahu Bryan juga tetapi ia bingung karena Samuel tidak tau kontak Bryan. Ia mencari cara untuk dapat memperingati Bryan.
Samuel mengembalikan ponsel itu setelah selesai ia gunakan. "Semoga mereka baca pesan gue, tuhan lindungi mereka."
***
Makan malam sudah tertata rapi diatas meja, Leta sangat senang hari ini karena Bilqis menemaninya memasak. Gadis itu memanggil Bryan untuk makan malam.
"Panggil, Frey." suruh Bilqis.
"Kakak aja yang panggil, Fleya males soalnya Abang itu budek suka gak dengel." Bilqis tertawa pelan mendengar kejujuran gadis kecil itu.
"Gedor aja pintunya sampe roboh." Bilqis tambah ngakak.
Tok tok tok...
"Abangg." Tidak ada sahutan dari dalam.
TOKKK TOKK TOKKK
"ABANGG! BUDEK, IH!" teriak Freya sambil menggedor pintu kamar Bryan secara brutal.
"Abang dengel gak sih suala Fleya?!" Gadis kecil itu mulai kesal. Ia menunjukkan wajahnya yang cemberut. "Benerkan? Abang itu budek, kupingnya di sumpel setan!" kesal Freya mengadu pada Bilqis.
"ABANGG! ABANG DIDALEM MASIH HIDUP APA SUDAH MATI SIH?!" Fix, amarah nih bocah udah diatas ubun-ubun.
Ceklek...
"Masih hidup," jawab Bryan santai sambil menggosok rambutnya dengan handuk kecil.
"Allahu akbar!" teriak Bilqis sambil menutup matanya. Bryan yang sadar ia hanya mengenakan handuk pada bagian bawahnya segera menutupi itu dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...