Senjata makan tuan

1K 88 3
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, Minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin.

-----------//-----------

"Huwaaa gue ngumpul kertas ujian kosong! MAMII!!" teriak Eline melengking

"Soalnya bikin gue patah hati," timpal Enjel.

"Setiap ujian ada masalah apa sih kagak pernah nyambung soal sama materi yang di pelajari." kesal Issa.

Bilqis duduk anteng seolah tak ada beban dalam pikirannya.

Yang lalu biarlah berlalu lagian penyesalan takkan bisa menggantikan hal yang sudah terjadi bukan.

"Cara nambah kapasitas otak gimana yak? Pengen gue sikat semua rasanya soal-soal tadi."

"Itu soal apa lantai pake disikat segala," sahut Bilqis. "Lagian siapa suruh lo ngebucin 24 jam! Kalo mau pinter ya belajar, bucinnn terossss!" sarkasnya.

"Lo kayak gak pernah ngenal cinta aja, orang akan bucin pada masanya," ujar Eline yang tak mau kalah.

"Berisik lo!"

"Ngegas mulu lo, ngerem napa ngerem!"

Qilla tiba-tiba menatap Bilqis dan Eline yang terus adu debat, "Lo berdua ikutin gue."

"Apa?"

"Tarik nafas.. " Dengan polosnya keduanya mengikuti instruksi dari Qilla.

"Ya.. Teruss, tahann."

"Tahann lagi."

"Tahan teruss... Sampe besok!"

Plakk!

Plakk!

Qilla meringis kala kedua pahanya di geplak Bilqis dan Eline.

"Mati dong kita!"

"Abisnya ribut mulu." Qilla cengengesan.

Eline menatap sinis Alfiyah yang tampak tenang, tidak seperti mereka yang sudah seperti cacing kepanasan.

"Apa lo melotot gitu!" sungut Alfiyah.

"Lo anteng bener kejawab semua pasti!"

"Iyalah secara Alfiyah si gadis cantik nan pintar," sombong Alfiyah dengan raut wajah yang mengundang tangan Eline untuk menoyor kepalanya.

"Pintar apanya lo nyalin soal doang pantes aja kertasnya penuh," timbrung Bilqis yang baru bergabung bersama mereka.

"Daripada cuma nulis nama sama kelas doang seenggaknya tu guru iba liat usaha gue buat ngejawab walaupun otak gue gak nyampe."

Semuanya pergi meninggalkan Alfiyah yang masih sibuk dengan kalimat bijaknya.

"Woiii para buaya betina tungguin gue!"

Hari yang sangat cerah namun sangat menjengkelkan untuk semua murid SMA Ingrid, hari pertama mereka melakukan ujian akhir semester.

Semua murid mendumel karena soal yang diberikan berbanding terbalik sama yang sudah mereka pelajari. Ujian hari pertama tak memuaskan mereka ditambah lagi pengawas killer bertaburan dan hampir semua ruangan yang ngawasnya killer jadi mereka sulit untuk melancarkan budaya yang selama ini mereka anut, budaya nyontek dan ngepek.

"Mau pada kemana sih?!" pekik Alfiyah yang masih mengejar teman-temannya.

"Ambil tiket surga sekalian berdoa supaya nyonteknya lancar," sahut Bilqis.

***

Ngedumel itu butuh tenaga dan sekarang para gadis-gadis random itu tengah mengisi tenaganya kalau saja ujian kedua ini tidak sesuai lagi mereka sudah cukup banyak memiliki tenaga untuk teriak, ngedumel, ngebacot, bahkan sampai nyumpahin guru yang membuat soal.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang