Sudah hampir satu bulan lebih Bilqis sekolah di SMA Ingrid, hal yang paling mengagetkan lagi ia bertemu dengan teman SD nya.
Gadis cantik berkacamata. Kebanyakan orang akan menilai seseorang yang memakai kacamata dengan sebutan cupu, namun berbeda lagi jika itu seorang Regina Aqilla Kirania justru kacamata yang ia pakai menambah kesan cute.
Satu lagi, gadis dengan tampilan badgirl tapi ia juga merupakan salah satu anak remaja masjid. Covernya doang yang nakal tapi aslinya alim banget. Suaranya itu loh merdu dan menyejukkan hati. Afriyani Glanina.
Sejak SD dan SMP Bilqis tak pernah mengikuti kegiatan apapun baginya sekolah hanya tempat menimba ilmu lalu pulang. Siswi kupu-kupu lah gak ada kegiatan lagi ataupun semacamnya, kalo pun ikut ya cuma nebeng nama doang. Ada yang samaan?
Namun, berbeda dengan sekarang gadis itu malah mendaftarkan dirinya pada suatu organisasi yang dulunya sangat ia benci karena bagi gadis itu organisasi ini hanya ajang agar famous dan di kenal banyak orang. Ajang cari jodoh juga karena banyak siswa-siswi yang bergabung hanya untuk menggait kakak kelas dan sebagainya.
"Kalo gue kepilih osis gue mau gebet tuh kakel yang waktu itu bantuin gue pas masa orientasi." Eline tersenyum lebar membayangkan dirinya yang akan bucin setiap hari pada kakel pujaan hatinya.
Nih contohnya.
Ada juga yang niatnya cuma mau balas dendam.
"Pokoknya gue harus kepilih. Gak ikhlas banget gue di jemur di bawah matahari yang rasanya jaraknya tuh sekilan di atas ubun-ubun gue, tau dong panasnya gimana?" Issa masih teringat saat ia lupa membawa nametag dan berakhir di jemur sampe siang. Ia berjanji akan melakukan hal yang sama kalo perlu lebih parah dari itu
Ada yang lebih ajib nih..
"Cara satu gagal harus pake cara kedua nih, gue yakin berhasil." Enjel menyeringai bak devil.
"Jangan bilang lo masih ngebet sama tuh kakak? Mau lo apain sih? Gak malu udah di tolak?" Tuding Qilla.
Shit! Qilla ini cenayang atau gimana sih? Kok bisa tau. Skakmat rasanya Enjel. Qilla mengingatkan dirinya yang sangat pede menyatakan suka pada kakak kelas yang baru sedetik ia lihat dengan alibi cinta pandangan pertama.
"Pelet lah, gue yakin berhasil."
Qilla memutar bola matanya malas, ada-ada saja Enjel ini.
"Kalo lo, Qis? Gak mau buat wish dulu kayak mereka?" Tanya Qilla.
"Bilqis mau nembak kak Bryan HAHAHAHAA."
Syalannn sekali kau Alfiyahh, nembak mati temen gila dosa gak sih?
"Ngomong gitu sekali lagi gue doain putus lo!"
"Ehh jangan dong masa ngambek langsung ngadu ke tuhan, kak Bryan gak suka loh cewe ngambekan."
"Dosa apa yang aku perbuat tuhann sampai engkau beri aku temen layaknya dajjal! Ambil saja nyawa Alfiyah tuhan sebagai penghapusan dosaku."
Mata Alfiyah terbelalak. "Enak aja! Ntar gue mati lo nangessss." Ejek Alfiyah.
"Gue baik gue tau dosa lo banyak daripada hidup nambahin dosa mending metong ye kan?"
"Astatang mulia sekali kamu, Nak. Lanjutkan!" Enjel menimpali.
Mereka terbahak melihat wajah kesal Alfiyah. Siapa coba yang gak bete kalo di doain cepat menghilang dan diambil tuhan.
"GAISSS GAISSS GAISSSSSS KITA KEPILIH GAISSS KITA MASUKKK! ASTAGAA SENENGNYAAA."
Lah nih anak kapan perginya perasaan tadi duduk sebelah gue? Batin Alfiyah.
Sengaja cuma membatin karena masih ngambek ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...