Serba baru

2.3K 183 1
                                    

Bilqis masih berlari kesana kemari mencari Byran si ketos yang super duper nyebelin, hampir seluruh sekolah sudah Bilqis cari tapi tetap saja dia tak menemukan lelaki itu.

"Kemana sih ketos belagu itu, capek gue nyariin dia." Kaki Bilqis rasanya mau lepas dari tempatnya.

Sekolah ini tak sekecil yang dia kira, seharusnya disediakan becak untuk menuju satu tempat ke tempat lainnya.

Hanya satu tempat yang belum Bilqis kunjungi yaitu musholla yang berada dibagian samping sekolah, namun apa mungkin Bryan ada disana?

"Ohh iya, gue belum ke musholla siapa tau aja dia ada disana, tapi ngapain dia disana dia kan nonmuslim, masa iya dia mau jadi muallaf," Ujar Bilqis pada dirinya sendiri sepertinya ia mulai frustrasi dengan apa yang terjadi padanya hari ini.

Tanpa ragu lagi Bilqis melangkahkan kakinya menuju musholla, dan benar saja orang yang ia cari duduk didepan musholla.

"Ngapain lo disini?" tanya Bilqis pada Bryan yang sepertinya lagi ada masalah.

"Bukan urusan lo!"

"Dihh galak bener."

"Kalo lo kesini cuma mau ganggu ketenangan gue, mending lo pergi deh jauh-jauh." Ketus Bryan.

Cewe ini gak ada sopan sopannya sama gue.

Sudah menjadi kebiasaan seorang Bryan Steven Dirgantara setiap ada masalah atau lagi banyak pikiran lelaki itu selalu menenangkan dirinya dengan duduk sendirian didepan musholla, baginya hal yang ia lakukan ini bisa membuat pikirannya yang kusut menjadi sedikit damai.

Tenang rasanya duduk sendiri disini sebelum kehadiran cewe gila ini yang mengganggu ketenangannya.

"Lo jadi ketos gak becus banget ya masa nama gue gak ada di daftar nama anak baru?"

"Mana gue tau! Mungkin nih sekolah gak sudi nerima murid kayak lo." jawab Bryan dengan santainya.

"Heh gue jambak ya bibir lo!" Ancam Bilqis dengan wajah kesal bercampur letih.

Siapa coba yang gak capek harus keliling sekolah cuma demi nyari nih cowo aneh. Pas ketemu malah di ajak adu cocot.

Bryan berdiri dari duduknya lalu menarik lengan Bilqis dan mengajaknya ke suatu ruangan.

"Mau kemana?" Tanya Bilqis yang bingung dengan manusia didepannya ini.

Ohh god! Tolong hamba. Nih kaki rasanya mau copot.

"Pelaminan." Jawab Bryan dengan wajah datar khasnya.

Bryan tak pernah seperti ini pada siapapun bahkan pada wanita yang sangat berharga dalam hidupnya. Ia lebih terkesan cuek, datar, tembok aja kalah datarnya di banding lelaki ini.

Bilqis menepis kasar tangan Bryan yang memegang lengannya.

"Gak usah bercanda deh, gue lagi pusing gimana nasib gue yang lontang-lantung gini."

"Mangkanya lo ikut gue ke ruangan gue, ntar gue tunjuki salinan daftar nama siswa baru."

Bryan juga pusing menghadapi gadis ini, belum ada seminggu ia mendapat adik kelas seperti ini sudah berhasil membuat kepalanya hampir meledak.

Gimana seterusnya? Bisa-bisa SMA Ingrid viral karena ada seorang ketua osis mati gantung diri karena pusing dengan adik kelasnya.

"Gak usah pakek tarik-tarik juga, sakit lengan gue!" Bilqis menepis tangan Bryan.

"Nih bocah protes mulu dari tadi."

"Abisnya lo main tarik-tarik aja! Lo pikir gue kebo!"

"Syukurlah kalo nyadar." Bryan tersenyum kecil.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang