Malam yang cerah, namun berbanding terbalik dengan hati Bilqis yang bagai di selimuti awan hitam dan badai.
Alfiyah masuk ke kamar Bilqis. Gadis itu memang menginap di rumah megah Bilqis.
"Huwaaaa Mamaa tolongg! Bilqis gak kuattt!"
Alfiyah yang panik mendengar tangisan sahabatnya itu segera menghampiri Bilqis yang duduk di sudut ruangan dengan tangan yang memeluk kakinya dan kepala yang ia benamkan di antara lipatan tangannya.
Tubuhnya bergetar hebat.
"Lo kenapa, Qis?"
Alfiyah sangat panik.
Apa ini ada hubungannya sama kejadian tadi siang?
"Gue g-gak kuat, Alfi! Tolongin gue HUWAAAA."
"Ehh jangan nangis dulu. Cerita sama gue, lo kenapa?"
"Gue capek hikss capek, Alfi. Hikss mauu matii ajaaaaa! Gak kuattt!"
"Gue tau ini berat buat lo. Kak Ael emang keterlaluan gue akan tendang bokongnya sampe ke pisah dari badan!"
"Huwaaaaaa! Kenapa harus gue? Gue gak sanggup sedih banget rasanya!"
Alfiyah memeluk sahabatnya erat. Ia tau Kakak sepupunya itu udah keterlaluan.
Masa dia lebih milih di rawat sama tuh cabe burung di banding Bilqis.
Gak punya hati emang si Ael!
Alfiyah tak henti-hentinya menyumpah serapahi Kakak sepupunya itu.
"Gak tau diri! Gak punya otak! Gak bisa bedain mana sampah dan berlian. Cupcupcup lo tenang ya, gue akan kasih dia pelajaran! Gue gak terima sahabat gue di giniin sama dia."
"Gue tau selama ini lo baper kan sama dia? Dia emang keterlaluan udah php-in lo, gue sebagai sahabat lo gak terima lo di giniin."
Ucap Alfiyah panjang lebar.
"Bukan---"
"Iya, Qis. Gue paham, udah ya lo tenangin diri lo dulu. Jangan di pikirin."
"Tapi, Fi----"
"Sstttt, udah mending tidur aja daripada nangis-nangis gini. Liat mata lo udah kayak panda, lo jadi jelek."
"Udahlah masih banyak cowo waras di luar sana gak usah lo mikirin Ael yang gila itu!"
"Dengerin gue dulu---"
"Udah lo gak usah jelasin ke gue, gue paham kok."
Bilqis sangat jengah. Dari tadi ia tidak bisa mengatakan alasan kenapa ia menangis? Sesusah itu kah mengeluarkan suara di negri kita yang tercinta ini?
Alfiyah melihat laptop Bilqis yang masih terbuka menampilkan sebuah film yang menayangkan tokoh utamanya meninggal.
"Lo drakoran?"
"IYA, ALFIYAH ANGELISTA! GUE NANGIS NONTON TUH FILM, BOKAPNYA MENINGGOY SHAYY! BUKAN KARNA KAKAK AEL LO ITU." Teriak Bilqis lantang.
"Jadi ceramah gue panjang kali lebar tadi?"
"MANGKANYA DENGERI DULU GUE NGOMONG DARI TADI NIKUNG MULU!"
Bilqis habis menonton film yang berjudul Miracle In Cell No.7 dimana Ayah dari Ye sung meninggal akibat hukuman dari kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.
Bilqis jadi ingat orang tuanya. Ia tak akan sanggup jika berada di posisi Ye Sung yang harus ditinggalkan orang tua apalagi anak itu masih saat kecil kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...