Licik

833 85 8
                                    

Happy Reading

***

Bryan sudah sampai di lokasi begitu pun teman-temannya yang sudah sampai duluan.

"Wih bawa cewe cantik nih," goda Aksa melihat Bryan membawa dua orang gadis.

Adrian menunjuk seseorang yang berdiri di sebelah kiri Bryan, "Yang kedua? Lo di madu, Qis?"

"Mulutnya! Minta di jepret pake karet kayaknya," sahut Bilqis membuat Adrian terkekeh geli.

Bilqis celingak-celinguk mencari sesuatu.
"Dayang-dayang kalian gak di bawa nih?"

"Siapa tuh?" tanya Aksa.

"Qilla, Enjel, Issa pada kemana mereka?"

"Heh, sembarangan dayang-dayang! Enjel tuh ratu di hatiku," ucap Adrian yang mampu membuat Bilqis bergidik geli.

"Tuh mereka disana," tunjuk Aksa.

Dan benar saja para gadis-gadis itu sudah duduk manis di tempat yang telah disediakan bahkan mereka sudah melambai-lambaikan tangannya kearah Bilqis.

"Gue kesana, lo hati-hati lecet dikit kita selesai," ancam Bilqis pada Bryan.

"Gak akan, percaya sama gue."

Bilqis melirik Khumairah yang tidak beranjak dari tempatnya.

"Lo mau ikut juga balapan?" tanyanya.

Khumairah menggeleng dengan wajah di tekuk.

"Yaudah ikut gue aja disini bahaya banyak buaya," ucap Bilqis sambil menatap Bryan yang di tatap malah senyum-senyum.

Bilqis dan Khumairah berjalan menuju tempat duduk penonton dimana teman-teman Bilqis sudah ada disana.

"Ukhti jaman sekarang memang beda," celetuk Aksa yang melihat penampilan Khumairah.

"Siapa sih?" tanya Adrian pada Bryan.

"Tetangga baru di komplek."

"Kok akrab banget sama lo atau jangan jangann.. " Adrian menatap curiga ke arah Bryan.

"Apa?!"

"Lo berniat poligami sebelum menikah?"

"Stress!" umpat Bryan.

Apa mereka tidak tau kalau Bryan itu cowo paling setia di muka bumi bahkan kesetiaannya tidak dapat diragukan lagi.

"Wahhh, akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga. Gue kira kalian bakal lari terus sembunyi dibelakang mami kalian." Kata sambutan yang diberikan Ghany membuat Bryan mengepalkan tangannya. Jika saja Adrian tak menahannya mungkin saat ini Ghany sudah dilarikan kerumah sakit dalam keadaan kritis.

"HAHAAHAHHAA!!" Geng Ghany tertawa meremehkan.

"GAK ADA YANG LUCU BANGKE!!" teriak Aksa tak kalah nyaring dari suara tawa sumbang mereka.

"TAU NIH! HUMOR LU PADA RENDAHAN!" timpal Devan.

"Sttt! Gak usah banyak bacot mending kalian semua nyerah aja dan berlutut minta ampun ke gue," ucap Ghany yang membuat Bryan dan teman-temannya semakin tersulut emosi namun mereka tetap santai.

"Minta ampun itu ke tuhan bukan ke setan kayak lo!" balas Devan.

Bryan melerai dan menahan temannya agar tak terpancing dengan mulut sampah Ghany.

"Langsung aja!" Bryan terlalu malas untuk berbasa-basi.

Bryan menaiki motor yang sudah disiapkan Devan lalu mengenakan helm fullface, tetapi suara seseorang menghentikan kegiatannya.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang