Bertemu Bunda

1.7K 115 2
                                    

Bryan memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesuai janjinya tadi ia dan Bilqis akan mengunjungi Apartemen Leta, Bunda Bryan.

Langkah keduanya berhenti di depan pintu saat mendengar suara percakapan orang di dalam apartemen Leta.

Bryan dan Bilqis mengintip dari celah pintu yang terbuka.

"Om Farhan?"

"Siapa?"

"Pengacara keluarga gue."

Leta dan Farhan tampak tengah membicarakan sesuatu.

"Dimana putri kecil anda, Nyonya?"

"Freya masih di sekolah."

"Oh baiklah."

"Jadi maksud saya mengundang kamu kesini saya butuh bantuan kamu untuk mencarikan saya rumah baru. Apart ini terlalu kecil, Freya mulai beranjak besar. Kasian bukan kalo dia masih tinggal di apart ini."

Farhan terkekeh. "Sepertinya anda sangat menyayangi putri kecil anda itu."

"Tentu saja. Dia putriku ya walaupun bukan putri kandungku tapi aku menyayanginya seperti putri kandungku sendiri."

"Anda sangat mulia, Nyonya."

"Kemuliaan hanya milik Allah swt, saya hanya menjalankan amanah."

"Lalu bagaimana dengan putra anda?"

Leta menunduk lesu. "Bryan tak ingin menemuiku. Dia sangat membenciku, ini semua kesalahanku. Ketidakberdayaan membawanya saat itu berakibat fatal. Hidup anakku hancur karena diriku, Farhan."

"Anda yang sabar, Nyonya. Bryan sekarang sudah dewasa saya yakin ia akan mengerti seiring berjalannya waktu."

"Saya berharap juga begitu, Farhan."

"Lalu kapan Nyonya akan memberitahu Tuan bahwasanya Nona  Freya adalah putrinya dan Nyonya Fresha."

Deg!

Kaki Bryan seketika lemas. Sebenarnya ia sering ingin menemui Leta namun saat melihat bundanya bersama seorang gadis kecil, hatinya hancur.

Ia selalu mengira gadis kecil itu hasil hubungan Leta dan selingkuhannya.

Fakta berkata lain justru gadis kecil itu anak ayahnya dan jalang itu.

"Bukankah dia wanita yang sangat mulia?" Bisik Bilqis.

Bilqis tersentak saat Bryan meremas jemarinya seolah melampiaskan kekesalannya.

"Untuk itu saya tidak bisa, Farhan. Saya sudah berjanji pada mendiang sahabatku, Fresha, untuk tidak memberitahu Ravin mengenai Freya. Ravin akan mengambil putriku cukup Bryan saja yang ia ambil dan saya tidak bisa berbuat apa-apa tapi tidak untuk putriku."

Jalang itu sahabat Bunda? Kenapa fakta yang ia dengar harus sepahit ini.

"Tuan muda Bryan selalu di racuni Tuan Ravin untuk membenci anda, Nyonya. Jika anda terus diam seperti ini anda akan kehilangan putra sulung anda."

"Saya harus apa, Farhan? Andai saja putraku itu sedikit mempercayaiku maka saya akan membawanya tinggal bersamaku. Bryan sangat membenciku, dia bahkan tak ingin melihat wajahku."

"Saya mengerti posisi anda sekarang, Nyonya."

"Saya tak selingkuh, Farhan. Kau tau itu bukan?"

Ratusan bahkan ribuan ataupun tak terhingga lagi Bryan mendengar Leta mengatakan hal itu. Sedari Bryan kecil ia selalu menjadi saksi pertengkaran kedua orang tuanya. Tentu saja hal itu terjadi karena Leta bersikeras ingin mengambil anaknya.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang