Kekuatan swallow

982 96 9
                                    

Untuk para readers yang sukanya sider doang hehe maaf nih kalo ceritanya ngebosenin atau alurnya gak jelas.
------------------------


PLAKK..

PLAKKK..

"BEGOO! BEGOOO LO SEMUA NGATASIN SATU CEWE AJA GAK BISA! SIA-SIA GUE BAYAR LO PADA, GAK GUNAA!" pekik seorang gadis pada beberapa pria bertubuh kekar didepannya.

Gadis itu berbalik menatap seorang lelaki yang duduk di sofa sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

"Rencana kita selanjutnya apa, Bang?" ujar seorang gadis yang terus mondar-mandir dari tadi.

"Lo duduk dulu napa?! Pusing gue liat lo mondar-mandir mulu udah kayak setrikaan Mami dirumah," sahut lelaki itu.

"Gue gak bisa tenang sebelum jalang itu menderita! Dia dengan beraninya ngehina gue terus dia juga ngerebut cowok yang gue suka."

"Tenang dulu, Sabetha, adek gue yang paling cantik. Kita pikirin rencana yang matang jangan pake cara kampungan." lelaki itu mengacak puncak kepala adiknya dengan gemas.

Sabetha tersenyum smirk, abangnya benar. Tapi tetap saja ia tidak terima dipermalukan seperti siang tadi di kantin sekolahnya belum lagi orang bayarannya gagal menjalankan rencananya.


"Bang, sebelum kita ke rencana inti, kita pemanasan dulu aja biar seru," ujar Sabetha dengan seringaian iblisnya.

"Terserah lo aja pemanasannya lo yang pimpin, btw seberapa high nya tuh cewe sampe bikin lo minder banget gini." Lelaki itu tertawa kecil sedangkan Sabetha berusaha menahan amarahnya yang sudah melampaui batasnya.

"Gue gak minder ya! Gak ada dalam kamus gue, Sabetha kalah dari jalang murahan."

"Gue mau liat tuh cewe."

"Nanti aja, gue males liat muka naif dia. Gue pengen main-main dulu sama dia." Sabetha tersenyum smirk.

"Tunggu pembalasan gue jalang murahan!"

***

Pukul 23.00

Kriiyukkk..

Bilqis terbangun dari tidurnya merasakan perutnya yang lapar sehabis ia pulang sekolah Bilqis langsung tertidur bahkan seragamnya saja belum diganti.

Ia sangat lelah hari ini, berkeliling satu sekolah untuk menempelkan nomor ruang serta nomor ujian disetiap jendela dan meja yang berada didalam kelas, mengingat senin yang akan datang mereka akan melaksanakan ujian akhir semester.

Meski terlihat sederhana, namun hal itu cukup menguras tenaga. Bayangkan sekolah yang memiliki tiga lantai bertingkat di gedung utama, itu baru gedung utama belum gedung-gedung lainnya dan hal itu semua hanya Bilqis dan Bryan yang mengerjakannya.

Jika kalian tanya kemana anak osis atau anak kedisiplinan lainnya? Jawabannya Pak Bandi melarang mereka untuk membantu Bilqis dan Bryan ternyata hukuman hormat kepada bendera selama berjam-jam belum cukup untuk menghukum mereka.

Bukan Pak Bandi namanya kalau tak menyusahkan murid yang tak taat aturan sekolah.

"Sabar ya cacing-cacing di perut yang perlu nutrisi, kita cari makan sekarang," gumamnya sembari mengelus perutnya.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang