Dare oh Dare

1.3K 108 3
                                    

Bryan segera bergegas saat melihat video yang ditunjukkan Adrian, didalam video tersebut Bryan menangkap sesosok gadis yang tadi ada dalam mimpinya, gadis itu di goda beberapa anak geng motor.

Mana pakaiannya minim banget, apa sih maunya tuh cewe, batin Bryan.

Setelah mengantarkan gadis itu dan kedua temannya pulang, Bryan melanjutkan tugasnya. Malam ini ia akan membasmi sampah masyarakat yang kerjaannya cuma buat onar saja.

"Maaf atuh Mamang teh gak punya duit sebanyak itu," Ujar pedagang nasi goreng dengan memohon.

"HALAH BANYAK BACOT LO!"

BRAKKK!

"Ampun atuh ampunnn."

Serpihan kaca berserakan dimana-mana, gerobak kang nasi goreng sudah hancur berantakan.

"Ada apa ini?" Tanya seorang lelaki yang hanya memakai kaos hitam polos dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celananya.

"Wehhh main acak-acakan gak ngajak kita nih," Timpal Devan dari belakang Bryan, sejak kapan lelaki humoris itu ada disana? Perasaan tadi gak diajak deh.

Seorang pria bertubuh gempal menarik leher kaos Bryan, "Pergi mumpung masih ada kesempatan!" Usir pria itu.

Bryan tersenyum miring lalu menepis tangan pria itu yang masih bertengger di leher kaosnya, "Kalo gue gak mau?"

"Cari mati nih bocah." Pria itu mengibaskan tangannya lalu datanglah para kawanannya yang cukup banyak.

"Badan doang gede, mainnya keroyokan!" Ujar Devan menampilkan senyum meremehkan.

Terjadilah aksi baku hantam di jalan tersebut, Bryan dengan santainya sudah mematahkan tiga tangan sekaligus hingga terdengar suara ringisan dari para pria bertubuh gempal itu.

Devan mengambil ancang-ancang, berlari, lalu melompat, menerjang wajah pria berkepala plontos itu hingga darah segar mengucur dari pelipisnya.

"Mampusss lu!" Umpat Devan puas saat satu lawannya tumbang tak sadarkan diri.

"Bryan! Belakang lu!" Pekik Devan.

Dengan sigap Bryan menunduk, bogeman yang lawannya arahnya untuk dirinya malah didapat lawan yang akan menyerangnya dari belakang. Darah segar keluar dari hidung pria berambut gondrong itu.

Adrian, Aksa, dan Kaivan ikut membasmi hama yang lain. Hingga semua musuh terkapar tak berdaya.

"Beres," Ucap Bryan pada keempat temannya.

Semua pedagang yang berada di sekitaran daerah itu mengucapkan terima kasih banyak, karena ulah para preman dan geng motor tak beradab itu penghasilan mereka jadi terbagi dua.

"Gimana sebagai ucapan terima kasihnya kalian Mamang traktir nasi goreng, mau ya?"

"Gak---"

"Boleh banget, Mang. Kebetulan laper banget nih." Bryan menatap nyalang Devan yang berani memotong ucapannya, lelaki itu hanya nyengir tak berdosa.

"Yaudah sok ayo atuh duduk, Mamang bikinin dulu nasi goreng spesial luar biasa buat mas-mas yang kasep pisan kayak Mamang dulu jaman masih muda." Kang nasi goreng yang kerap disapa Mang Bedul itu tersenyum tulus.

"Pasti Mamang mudanya kayak ini ya?" Tunjuk Aksa pada Devan.

Mang Bedul mengangguk, "Tapi lebih miripan Mas yang ini." Tunjuknya pada Bryan.

"Bisa aja si Mamang nyari yang bening udah kayak cabe-cabean," Ujar Devan menimpali.

"Bry?" Adrian menyenggol lengan Bryan yang duduk disebelahnya, lelaki itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang